jurnal perekonomian indonesia dalam era globalisasi
Mahasiswadapat menjelaskan mengenai aspek-aspek pendukung perekonomian Indonesia. 6. MATERI POKOK. 1. Pengertian Perekonomian Indonesia sebagai ilmu yang berdiri sendiri. 2. Periodisasi Perekonomian Indonesia. 3. Indikator Geografis, Sosial, dan Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia.
Padaera globalisasi ini, pesantren dihadapkan pada berbagai persoalan yang secara langsung maupun tidak langsung sangat sulit sekali untuk dihindari. Kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi mengancam benteng budaya yang telah dibangun selama ini oleh pesantren. Selain itu dinamika sosial ekonomi telah
Globalisi ekonomi merupakan proses kegiatan ekonomi secara global yang melibatkan negara-negara di dunia. Adanya perdagangan bebas di era globalisasi ekonomi saat ini, UMKM “Hunay” dituntut untuk melakukan strategi-strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi oleh UMKM dan strategi yang harus dilakukan pelaku UMKM agar mampu memenangkan persaingan yang begitu ketat di tengah arus globalisasi ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dan sekunder yakni melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM bawang merah “Hunay” mampu mengahadapi persaingan di tengah globalisasi ekonomi, terbukti wilayah pemasaran produknya bukan hanya di Probolinggo, namun sudah sampai luar kota bahkan telah menembus pasar luar negeri. Faktor agar UMKM tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan, yakni UMKM harus terus melakukan inovasi, meningkatkan teknologi, dan memperluas jaringan bisnis agar dapat menguasai pangsa pasar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 127 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 UMKM DALAM PERSAINGAN DI ERA GLOBALISASI EKONOMI Studi di UKM Hunay Probolinggo Nur Hasanatul Faizah1*, Mohammad Syaiful Suib2 Universitas Nurul Jadid * faizahnurhasanatul Micro Small and Medium Enterprises’ MSMEs competition in the era of economic globalization Study at “Hunay” MSMEs Abstract Economic globalization is a process of global economic activity involving countries in the world. The existence of free trade in the current era of economic globalization, "Hunay" MSMEs are required to carry out appropriate strategies to win the competition. This research is aimed at finding out the challenges faced by MSMEs and the strategies that must be carried out by MSME actors to be able to win such intense competition in the midst of economic globalization. In this study, researchers used descriptive qualitative methods with primary and secondary data sources namely through observation, interviews, and literature. Based on the results of the study, it was shown that the "Hunay" onion SMEs were able to face competition in the midst of economic globalization, it was proven that the area of product marketing was not only in Probolinggo, but even outside the city had penetrated foreign markets. Factors for MSMEs to survive in the midst of intense competition, namely MSMEs must continue to innovate, improve technology, and expand business networks to gain market share. Keywords MSMEs, Competitiveness, Economic globalization. Abstraksi Globalisi ekonomi merupakan proses kegiatan ekonomi secara global yang melibatkan negara-negara di dunia. Adanya perdagangan bebas di era globalisasi ekonomi saat ini, UMKM “Hunay” dituntut untuk melakukan strategi-strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi oleh UMKM dan strategi yang harus dilakukan pelaku UMKM agar mampu memenangkan persaingan yang begitu ketat di tengah arus globalisasi ekonomi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dan sekunder yakni melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa UMKM bawang merah “Hunay” mampu mengahadapi persaingan di tengah globalisasi ekonomi, terbukti wilayah pemasaran produknya bukan hanya di Probolinggo, namun sudah sampai luar kota bahkan telah menembus pasar luar negeri. Faktor agar UMKM tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan, yakni UMKM harus terus melakukan inovasi, meningkatkan teknologi, dan memperluas jaringan bisnis agar dapat menguasai pangsa pasar. Kata Kunci UMKM, Daya Saing, Globalisasi Ekonomi. UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 128 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam melimpah yang dapat menjadi modal dalam pengembangan ekonomi negara. Hal ini dapat diwujudkan dengan menghasilkan suatu produk sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Dunia bisnis saat ini telah menjamur yang mengakibatkan persaingan semakin ketat. Dalam mengembangkan usaha bisnis ada dua hal yang harus dilakukan oleh pelaku bisnis, yakni kemampuan dalam menghasilkan produk dan kemampuan mengahadapi persaingan dengan pelaku bisnis lainnya Intan Shaferi; Ekaningtyas Widiastuti, 2013. Hal ini berlaku pada semua pelaku bisnis yang melayani pasar lokal maupun pasar nasional ekspor-impor. Salah satu yang memberi kontribusi dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah selanjutnya disebut UMKM. UMKM dianggap sangat penting karena memiliki karakteristik-karakteristik yang menjadi pembeda dengan usaha besar, yakni UMKM merupakan usaha-usaha padat karya, menggunakan bahan baku lokal, dan sebagai penyedia barang-barang dan jasa yang kebutuhan pokok masyarakat berpendapatan rendah. Jumlah UMKM yang banyak di Indonesia memiliki potensi dalam perekonomian negara yakni dilihat dari 1 UMKM sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi berbagai sektor, 2 menyerap banyak tenaga kerja 3 menjadi sumber inovasi dalam pasar, 3 mampu berkontribusi besar untuk menjaga neraca pembayaran melalui ekspor sehingga berpengaruh pada pengurangan kemiskinan Tedjasuksmana, 2016. Namun, potensi yang ada tidak seimbang dengan permasalahan yang sedang dihadapi UMKM. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi UMKM seperti; keterbatasan dalam modal, teknologi, informasi pasar, sumber daya manusia yang rendah, iklim usaha yang tidak kondusif akan menyebabkan rendahnya produktivitas UMKM. Menurut Kuncoro UMKM memiliki tantangan yang cukup berat dalam memperkuat perekonomian nasional Alief Rakhman S, 2015. Saat ini ditengah arus persaingan era globalisasi membuat UMKM harus mampu menghadapi tantangan global. UMKM dituntut untuk terus melakukan inovasi dalam mengembangkan produk, meningkatkan sumber daya manusia dan teknologi, serta memperluas pemasarannya. Hal ini diperlukan agar mampu meminimalisir bahkan menghilangkan penyebab lemahnya daya saing yang dihadapi UMKM. Sehingga dapat menambah nilai jual UMKM dan mampu bersaing dengan produk asing yang saat ini telah membanjiri pasar nasional maupun internasional. Sedangkan tolak ukur keberhasilan dalam perdagangan internasional dapat dilihat dari daya saingnya. Daya saing inilah yang menjadi kunci bagi pelaku bisnis dan negara agar berhasil dalam melakukan perdagangan di tengah arus globalisasi saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan UMKM yang dinilai cukup pesat. Kabupaten Probolinggo berada di wilayah Provinsi Jawa Timur memiliki UMKM yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. UMKM di kabupaten Probolinggo bergerak diberbagai sektor seperti perdagangan, olahan pangan, tekstil dan sebagainya. Keberadaan UMKN di Kabupaten Probolinggo ini tidak dapat dipandang sebelah mata karena telah banyak penghargaan satya kencana dalam bidang UMKM yang diperoleh kabupaten ini Ramdhana, 2016. Saat ini salah satu produk yang menjadi andalan UMKM Kabupaten Probolinggo adalah olahan bawang merah. UMKM bawang merah ini terletak di dusun Tesnan, desa Tegalrejo, Kecamatan Dringu. Industri dinamakan UD. Dua Putri UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 129 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 Solehah atau lebih dikenal dengan UMKM “Hunay”. UMKM ini dikelola oleh Nurul Khotimah sejak tahun 2010. Awal mula berdirinya UMKM ini karena melihat jumlah bawang merah yang melimpah dengan fluktuasi harga yang sering rendah saat musim panen. Oleh karena itu, Nurul Khotimah berinisiatif untuk mengolah bawang merah agar memiliki daya jual yang tinggi dengan produk pertamanya bawang goreng. Selama mengolah bawang merah ini, pihaknya memilih bawang merah berkualitas untuk menghasilkan produk terbaik. Berkat dari usaha yang digelutinya, UMKM ini telah mempekerjakan karyawan sebanyak puluhan orang. Hal ini membuktikan bahwa UMKM mampu membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Seiring waktu, Nurul Khotimah berinovasi dengan membuat snack dari bawang merah yang dinamakan camilan sehat “Hunay” dengan variasi rasa, serta membuat sambal bawang merah. Untuk pemasaran sendiri, ada tiga target pasar yakni pasar modern, tradisional dan oleh-oleh. Awalnya pemasarannya hanya sebatas wilayah probolinggo, namun terus berkembang hingga dipasarkan ke luar kota seperti lumajang, Kalimantan, papua dan Sumatra. Pada tahun 2017, UMKM ini sudah mulai melakukan ekspor ke luar negeri Edy, 2018. Melihat persaingan di era globalisasi saat ini, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian adalah tantangan apa saja yang dihadapi UMKM saat ini serta strategi yang digunakan oleh UMKM agar mampu bertahan dan bersaing di era Globalisasi ekonomi saat ini? Bertolak dari permasalahan tersebut adapun tujuan dari penelitian ini agar mengetahui tantangan yang dihadapi oleh UMKM dan strategi yang harus dilakukan pelaku UMKM lainnya agar juga mampu bertahan maupun memenangkan persaingan yang begitu ketat di tengah arus globalisasi ekonomi. LANDASAN TEORI Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM di Indonesia telah menjadi bagian penting dalam perekonomian negara. Hal ini disebabkan karena jumlah UMKM lebih banyak dari pada usaha yang berskala besar dan mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak serta mampu mempercepat proses pemerataan sebagai bagian dari pembangunan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya UMKM mempunyai payung hukum untuk mengatur dan melindungi kegiatan UMKM Suci, 2017. Ada beberapa pengertian mengenai UMKM menurut BPS, bank Indonesia, dan bank dunia dapat dilihat melalui tabel dibawah ini Tabel 1 Pengertian UMKM Menurut BPS, Undang-Undang, Bank Indonesia, dan Bank Dunia Pekerja < 5 orang termasuk tenaga kerja keluarga Undang-Undang Negara Pasal1 Tahun 2008 usaha yang produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan dengan asset bersih paling banyak Rp. 50 juta dan omset penjualan maksimal Rp. 300 juta per tahun Aset bersih Rp. 50-500 juta UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 130 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan omset penjualan setiap tahun Rp. 300 juta sampai Rp. 2,5 miliar Aset bersih Rp. 500 juta sampai Rp. 10 miliar,dengan penjualan setiap tahunnya mencapai Rp. 2,5 miliar sampai Rp. 50 miliar Dijalankan rakyat miskin atau dekat miskin, bersifat usahan keluarga menggunakan sumber daya lokal, menerapkan teknologi sederhana, dan mudah keluar masuk industri Aset <= Rp 200 juta Omset <= Rp 1 milyar per tahun Untuk kegiatan industri, asset < Rp 5 Milyar, untuk lainnya termasuk jasa asset < 600 juta selain tanah dan bangunan. Omset < Rp 3 milyar per tahun Pekerja < 10 orang asset < $ Pekerja < 50 orang Asset < $ 3 juta Omset < $ 3 juta per tahun Pekerja < 300 orang Asset < $15 juta Omset < $ 15 juta/tahun Sumber Singgih, 2007 Terlepas dari pengertian UMKM diatas, kelebihan UMKM adalah ditengah kelesuan perekonomian akibat terjadinya inflasi UMKM masih mampu bertahan dan berperan sebagai penopang perekonomian masyarakat kecil. Selain itu, UMKM juga terbukti mampu menambah devisa negara melalui industri kecil non formal tanpa adanya subsidi atau proteksi. Sedangkan ada permasalah yang sedang dihadapi UMKM secara umum yakni Pertama, kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua, keterbatasan dalam memperoleh modal usaha yang memadai. Ketiga, manajemen sumber daya manusia yang masih rendah. Keempat, terbatasnya jaringan kerjasama antar pengusaha yang mengakibatkan sulitnya mendapatkan informasi mengenai pemasaran. Efendi ishak berpendapat bahwa informasi pasar sangat diperlukan agar dapat membuat rencana-rencana secara tepat dalam menjalankan bisnisnya. Kelima, masih kurangnya pembinaan yang dilakukan untuk UMKM dan kurangnya kepercayaan masyarakat pada usaha kecil. Keenam, terjadinya persaingan yang saling mematikan mengakibatkan iklim usaha menjadi tidak kondusif Alief Rakhman S, 2015. Daya Saing dalam Gobalisasi Ekonomi Konsep daya saing tidak dapat terepas dari evolusi teori daya saing itu sendiri. Awalnya teori daya saing UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 131 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 membahas tentang kemampuan perusahaan agar tetap bertahan dalam pasar yang dinamis. Teori daya saing dikemukakan oleh beberapa pakar. Simanjuntak berpendapat bahwa daya saing merupakan kemampuan perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa dengan biaya yang rendah namun tetap memiiki kualitas yang baik serta dapat diterima oleh pasar Ariyanto, 2013. Sedangkan Latruffe mendifinisikan daya saing sebagai kemampuan negara dalam menawaarkan produk yang telah memenuhi standar kualitas, harga pasar, dan mendapatkan keuntungan yang tinggi sebagai pengganti selama melakukan proses produksi. Menurut Hitt, daya saing berbicara tentang sejauh mana perusahaan dapat memenuhi permintaaan pasar, dalam memproduksi barang dan jasa dengan tetap mempertahankan atau meningkatakan pendapatan dan karyawannya Eka Handriani, 2011. Daya saing sebuah UKM dapat berdampak pada kinerja perusahaan meliputi faktor internal, eksternal lingkungan, dan pengusaha. Gambar 1. Konsep Daya Saing Sumber Rahmana, 2009 Daya saing merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui posisi setiap produk, perusahaan, industri, dan negara daam persaingan secara nasional atau internasional. Daya saing sering digunakan untuk membandingkan dengan para pesaing. Ha ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan pesaing sehingga mampu menentukan strategi yang tepat dilakukan dalam memenangkan persaingan. Daya saing dapat dianalisis dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu RCA Revealed Comparative Advantage menggambarkan keunggulan suatu negara terhadap komoditasnya yang menyatakan suatu negara sebagai eksportir atau importir dan CMSA Constant Market Share Analysis mengukur dinamika tingkat daya saing ekspor yang menunjukkan efek dari pertumbuhan ekspor yaitu efek komposisi komoditas, distribusi pasar dan daya saing sehingga dapat mengetahui pangsa pasar suatu negara Satryana & Karmini, 2013. Menurut Tambunan Wardhani & Agustina, 2015 beberapa yang harus dipenuhi industri agar dapat bersaing secara regional maupun internasional yakni 1. Menciptakan lingkungan internal yang kondusif, meliputi kualitas sumber daya manusia, menguasai teknologi dan informasi, sistem manajemen dan organisasi yang baik, kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. 2. Menciptakan lingkungan eksternal yang kondusif meliputi sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infrastruktur, dan tingkat pendidikan masyarakat. Tulus Tambunan mengemukakan bahwa globalisasi ekonomi diartikan sebagai proses yang melibatkan banyak negara dalam kegiatan ekonomi dunia. Dengan adanya globalisasi ekonomi ini akan menciptakan perubahan perekonomian dunia dengan mengikuti perubahan teknologi yang semakin cepat Peningkatan Produktivitas Kemampuan dalam Mempertahankan Pangsa Pasar Suplai Tepat Waktu dan Harga Kompetitif Fleksibilitas dan Manajemen Differensiasi Produk Kemampuan Berinovasi dan Efektivitas Pemasaran UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 132 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 dan peningkatan serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia. Perkembangan yang terjadi ini mengakibatkan saling ketergantungan ekonomi dan persaingan yang semakin ketat antar negara. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin sempitnya batas-batas geografi dalam melakukan perdagangan secara nasional maupun internasional yang melibatkan berbagai negara. Pada dasarnya pelaksanaan pasar bebas mengacu pada dua prinsip yakni pertama, prinsip kebebasan berdagang freedom of trade bahwa setiap negara atau individu memiliki kebeeasan untuk berdagang dengan pihak manapun di dunia ini. Kedua, prinsip kebebasan untuk berkomunikasi freedom of communication dengan prinsip ini setiap negara memiliki kebebasan untuk memasuki negara lain dalam melakukan transaksi perdagangan internasional. Semakin sempitnya batas geografi negara menurut Halwani disebabkan oleh banyak hal, diantaranya semakin canggih dan murahnya komunikasi dan transportasi, adanya pembebasan devisa, ekonomi negara yang semakin terbuka, manajemen yang semakin efisien, kemajuan teknologi dan meningkatnya keunggulan setiap Negara Tjip Ismail, 2010. Terlepas dari itu, ada beberapa dampak yang timbul akibat globalisasi ekonomi baik itu secara positif atau negatif antara lain 1. Ekspor. Dampak positif dari kegiatan ekspor yakni setiap negara mengalami peningkatan dalam ekspor atau pangsa pasar dunia. Sedangkan dampak negatif yang timbul adalah suatu negara akan kehilangan pangsa pasar dunianya yang akan berdampak juga pada volume produksi dalam negeri dan pertumbuhan PDP serta jumlah pengangguran dan angka kemiskinan yang mengalami peningkatan. 2. Impor. Dengan adanya peningkatan impor akan berdampak negatif apabila produk dalam negeri memiliki daya saing yang rendah dengan produk-produk serupa luar negeri sehingga tidak mustahil apabila pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produk luar negeri. 3. Investasi. Apabila daya saing investasi suatu negara rendah dan tidak kondusif dibandingkan negara lainny, maka akan berdampak pada berkurangnya arus modal ke dalam negeri dan modal investasi domestik akan lari dari negara tersebut. 4. Tenaga kerja. Dampak negatif yang muncul yakni adanya tenaga luar negeri yang menguasai dalam negeri. Jika kualitas sumber daya manusia tenaga kerja dalam negeri rendah maka tidak dapat dipungkiri nantinya peluang kesmpatan kerja akan dikuasai oleh tenaga kerja luar negeri akibat rendanya daya saing. Perdagangan bebas di era globalisasi ekonomi saat ini menuntut pelaku usaha memperluas akses jaringan bisnisnya agar dapat bersaing mengusai pasar. Pelaku usaha juga harus menghasilkan produk yang sesuai dengan selera konsumen melalui inovasi produk. Selain itu, untuk menembus pasar luar negeri pelaku usaha harus memiliki dokumen-dokuemen ekspor berkaitan dengan sertifikat produk, legalitas usaha dan lainnya Yaman, 2011. Hal ini diperlukan agar dapat memudahkan kegiatan ekspor. Banyak pelaku usaha yang memilih melakukan ekspor melalui pihak eksporitir besar yang berakibat pada tingginya biaya pengiriman dan harga produk yang ditawarkan tidak mampu bersaing dengan produk lainnya yang telah mampu melakukan ekspor sendiri. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode ini tidak menggunakan logika matematis, namun, dengan menggunakan deskripsi atau gambaran secara sistematis tentang UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 133 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 fenomena-fenomena yang terjadi sesuai dengan fakta-fakta sehingga mendapatkan kebenaran dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi UMKM Mulyadi, 2011. Data yang digunakan berasal dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pihak informan Nurul Khotimah selaku pemilik UMKM bawang merah mengenai informasi seputar inovasi produk yang diproduksi, manajemen usaha dan informasi area pangsa pasar untuk memasarkan produknya. Sedangkan data sekunder diperoleh peneliti dengan melakukan studi literatur dari berbagai jurnal ilmiah, internet, buku dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah terbesar. Oleh sebab itu, sering kali terjadi fluktuasi harga yang rendah karena banyaknya jumlah bawang merah yang tersedia saat panen raya tiba. Melihat peluang bisnis tersebut, Nurul Khotimah kemudian mendirikan UMKM produk olahan bawang merah sejak 17 Oktober 2010 yang bernama UD. Dua Putri Sholehah. UMKM ini terletak di Desa Tegalrejo Rt 02 Rw 03 Kecamatan Dringu. Dalam melakukan pengolahan produk, biasanya dilakukan pemilihan bawang merah yang berkualitas. Jenis bawang merah yang diolah disini adalah bawang merah varientas biru lancor. Bahan baku ini pemilik dapatkan dari para petani dan pedagang sekitar dengan memproduksi 1,5 kwintal/hari. UMKM ini mampu memproduksi 800-900 bungkus kemasan/hari. Kemampuan UMKM dalam menghadapi persaingan di era globalisasi ini perlu ditingkatkan agar dapat bertahan. Strategi yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan Menurut Tambunan Wardhani & Agustina, 2015 beberapa hal yang harus dipenuhi industri agar dapat bersaing secara regional maupun internasional yakni menciptakan lingkungan internal yang kondusif meliputi kualitas sumber daya manusia, menguasai teknologi dan informasi, sistem manajemen dan organisasi yang baik, kekuatan modal dan jaringan bisnis dengan pihak luar. UMKM bawang merah “Hunay” harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memproduksi olahan bawang merah. Hal ini diperlukan agar dapat memproduksi bawang merah secara efisien sehingga mampu memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu. Saat ini, UD. Dua Putri Sholihah masih sedikit menggunakan sentuhan teknologi mesin modern. Hal ini dilakukan karena teknologi modern belum bisa menggantikan teknologi manual tentang masalah rasa. Sebuah produk UMKM harus memiiki keunggulan dan kekhasan tersendiri agar mampu bertahan dalam menghadapi pesaing produk yang serupa. Awalnya UMKM UD. Dua Putri Sholehah ini menghasilkan produk bawang goreng saja. Namun, pihaknya terus berinovasi dengan memproduksi camilan sehat bawang merah dan sambal bawang. Untuk menjaga kuaitas produk yang dihasilkan, produk bawang merah goreng dikemas plastik dengan ketebalan tertentu. Untuk camilan sendiri, pihak UMKM mengemasnya dengan plastik berdesain menarik. Ada empat varian rasa dalam camilannya yakni varian ayam bakar, keju, original, dan sapi panggang. Empat varian rasa ini kemudian dikemas ke dalam kotak kecil. Sedangkan produk sambal dikemas ke dalam botol-botol plastik. Gambar 2 Hasil Produk Bawang Merah “Hunay” UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 134 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 Di era globalisasi saat ini, hal yang sangat penting dilakukan adalah menguasai pangsa pasar. Untuk memasarkan produk UMKM bawang merah, pihaknya terus melakukan promosi melalui pemasangan baliho, mengikuti pameran atau event-event tertentu. Selain itu, UMKM bawang merah “Hunay” ini memanfaatkan teknologi informasi dengan melakukan promosi melalui media sosial seperti facebook dan blog. Dengan adanya promosi ini dapat mengingkatkan volume penjualan produk UMKM bawang merah. Hal ini terbukti dengan produk bawang merah “Hunay” tidak hanya dipasarkan di kabupaten Probolinggo namun hingga menembus pasar internasional. Ada tiga target pasar yang menjadi sasaran UMKM miik Nuru Khotimah yakni, pasar tradisional, pusat oleh-oleh, dan pasar modern. Untuk pemasaran di kabupaten probolinggo, pihak UMKM melakukan pengiriman sendiri dengan kendaraan pribadi. Sedangkan produk yang dipasarkan di luar kota Jember, Malang, Lumajang, Situbondo bahkan luar pulau Bali, Sulawesi, Kalimantan, Papua pihaknya bekerjasama dengan pihak corefour dalam memasarkannya. Selain itu, untuk terus bersaing di tengah globalisasi ekonomi ini pihak UMKM bawang merah memperluas pemasarannya dengan melakukan ekspor yang dimulai pada tahun 2017. Ekspor dilakukan ke beberapa negara seperti; Jerman, Hongkong, jepang, Korea, Taiwan, Amerika dan negara Timur Tengah. Dalam melakukan ekspor, pihaknya tidak melakukan sendiri namun melalui eksportir besar. Hal ini dilakukan karena pihaknya masih terkendala oleh peraturan perundang-undangan seperti ISO. ISO merupakan suatu standar internasional dalam manajemen mutu. ISO diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan/konsumen terhadap kualitas dan kemaanan produk usaha Yaman, 2011. Namun, saat ini UMKM telah dilakukan pendampingan oleh pihak kementerian perdagangan agar dapat melakukan ekspor sendiri. Targetnya, selama 1 tahun pendampingan pihak UMKM bawang merah “Hunay” mampu melakukan ekspor sendiri. SIMPULAN Dari pemaparan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa globalisasi ekonomi merupakan proses kegiatan ekonomi secara global yang melibatkan negara-negara di seluruh dunia. Salah satu dampak yang terjadi yakni adanya perdagangan bebas. Dengan adanya perdagangan bebas ini, memungkinkan suatu negara dapat melakukan transaksi perdagangan tanpa ada lagi hambatan. Adanya globalisasi ekonomi ini menimbulkan banyak tantangan yang harus dihadapi UMKM. Globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini menuntut UMKM terus memperbaiki diri agar mampu memenangkan persaingan yang begitu ketat. Oleh sebab itu, ada beberapa aspek yang harus dikembangkan oleh UMKM yakni terus melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan, memanfaatkan kemajuan teknologi dalam melakukan produksi dan pemasaran, meningkatkan sumber daya manusia, memperluas informasi, mampu membaca peluang pasar dan memperluas jaringan bisnis agar mampu menguasai pangsa pasar yang tinggi. Adapun implikasi strategi-strategi yang perlu dilakukan oleh UMKM dalam menghadapi tantangan-tantangan di tengah globalisasi saat ini yakni UMKM perlu meningkatkan kemampuannya secara merata dan memiliki keunggulan tersendiri terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu, UMKM disarankan mampu memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi selama proses produksi sampai proses pemasarannya agar dapat menguasai pasar. REFERENSI Alief Rakhman S, D. 2015. Kajian Strategi Pemberdayaan UMKM Dalam Menghadapi Perdagangan UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 135 UPAJIWA DEWANTARA VOL. 3 NO. 2 DESEMBER 2019 Bebas Kawasan Asean Studi Kasus Kampung Batik Laweyan. Etikonomi, 142, 205–220. Ariyanto, D. C. 2013. Dalam Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010. Edy. 2018. DWP Bakesbangpol Jawa Timur Kunjungi Pengkab Probolinggo. Probolinggo Suara Media Nasional. Eka Handriani. 2011. Pengaruh Faktor Internal Ekternal, Enterpreneurial Skill, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM Di Kabupaten Semarang. Dinamika Sosial Ekonomi, 75, 47–69. Intan Shaferi; Ekaningtyas Widiastuti. 2013. Reorientasi Jaringan Pemasaran UMKM di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah, 1-11. Mulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurna Studi Komunikasi Dan Media, 151, 127–138. Rahmana, A. 2009. Peranan Teknologi Informasi Dalam Peningkatan Daya. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 SMATI 2009, 2009Snati, B11–B15. Ramdhana, D. 2016. Formulasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam Pemberdayaan Pelakau Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM . Universitas Airlangga, 1–10. Satryana, M. H., & Karmini, N. L. 2013. Analisis Daya Saing Ekspor Teh Indonesia Ke Pasar ASEAN Periode 2004-2013. E-Jurnal EP Unud, 55, 598–613. Singgih, M. N. 2007. Strategi Penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM Sebagai Refleksi Pembelajaran Krisis Ekonomi Indonesia. Ekonomi Modernisasi, Vlolume 3, 218–227. Retrieved from Suci, Y. R. 2017. Perkembangan UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 61, 51–58. Tedjasuksmana, B. 2016. Potret UMKM Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, 189–202. Retrieved from - Budianto Tjip Ismail. 2010. Peradilan Pajak dan Kepastian Hukum di tengah Globalisasi Ekonomi. Hukum, 172, 271–294. Wardhani, R. S., & Agustina, Y. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Daya Saing pada Sentra Industri Makanan Khas Bangka di Kota Pangkalpinang. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 64–96. Yaman, A. 2011. Penerapan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001 2008 Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Umkm, 21–29. ... Sedangkan menurut Tambunan, semakin mempersempit batas kegiatan ekonomi secara nasional dan regional disebabkan oleh banyak hal, termasuk komunikasi dan transportasi yang semakin canggih dan murah, lalu lintas devisa yang semakin bebas, semakin terbuka perekonomian negara, penggunaan penuh keunggulan komparatif dan kompetitif masing-masing negara, metode produksi dengan organisasi manajemen yang lebih efisien, dan perkembangan pesat perusahaan multinasional di seluruh dunia Tambunan & Indonesia, 2005. Selain itu menurut Faizah membuat lebih banyak industri melangkah maju karena perkembangan teknologi, meningkatnya biaya dunia per kapita rata-rata, tingkat pendidikan masyarakat dunia yang semakin maju, sains dan teknologi di semua bidang dan meningkatnya populasi dunia Faizah, 2020. ...Chamdan PurnamaYohanis Singgih BudihartoDwi Rizki MaulanaFrieda KrisantiCurrent and prospective business characteristics enter the market climate. So today we live in four eras at the same time, the globalization of the economic period, the period of information technology, the strategic efficiency management era, and the revolutionary era in management. We must discover the characteristics of each period and bring it against management principles. Based on the results of the assessment, it is known that Kademangan Village not only has abundant natural potential, but is also supported by skilled Human Resources HR, especially in handicrafts and food preparations. Even so the living conditions of the people, especially the economic aspects, are not sufficient. This is caused by several factors such as the still poor quality of human resources and inadequate village infrastructure. For example, the community of handicrafts and food preparations have not been able to produce different products and of good quality so that they have high selling points. Considering these various conditions, the PKM Student Activity Center activities are directed at the economic aspect by organizing training for community service activities with the theme "Entrepreneurship Training to Improve Community Economy in Kademangan Village, Mojoagung District, Jombang Regency". Keywords Economy; Entrepreneurship; SocietyDewi SulistianingsihPujiono PujionoArif HidayatAndry SetiawanWhen a product, handicraft or agricultural product, which has distinctive characteristics, and can be distinguished from products from other regions, which is influenced by geographical factors and human factors, then the product can be categorized as a geographical indication product. The benefits of geographical indications are believed to have a positive impact, especially in terms of economic and social aspects. Socially, geographical indications are able to develop local communities. Economically, geographical indications are able to provide welfare for local communities. This article is the result of research using normative juridical research. This type of research is qualitative research. The data collected in this study consisted of primary data and secondary data. Primary data is primary legal material, namely in the form of norms or basic rules and legal doctrines and laws and regulations related to the research theme. Secondary legal materials are books related to the research theme in the form of research results, reports, articles in the mass media and the internet, seminar results, or other scientific meetings relevant to this research. The purpose of this study is to analyze the potential economic value of geographically indicated products and to analyze the strategies adopted to increase the economic value of geographically indicated products in order to be able to provide welfare for local communities. This article will discuss the analysis of the existing economic value of geographical indication products and appropriate strategies to increase the economic value of geographical indication products. Not all geographical indication products are able to provide economic value that can directly generate prosperity for local communities. There needs to be a strategy that is carried out, not only by the people who own geographical indication products, but also the Indonesian government and various other related parties, such as academics and business ShohibRani Nurul Laili HerzegovinaAchmad HanafiFidhia YuningtiyasThe need on economic influenced some societies either to work or to create new business were part of way to make them in survive. One of them were Lumajang people who had micro, small, medium enterprises that produced crackers. The appearence of Pandemi Covid-19 effected to the business sector so that the accompany must be have new strategic to solve this problems. One of them was UD X as micro, small, medium enterprises which have effected by this pandemi Covid-19. The research was field research, the data collection were interviews, observation, documentation, field-notes, questionnaire, and the direct observation as primary data which supported by secundary data of the research from the texts or other resources by using triangulation analysis. The result of IFASUD analysis that X had some weakness in solving the marketing challenges such as cost of goods expensive and some costs of goods sold. Thus, the result revealed the UD X was quadrant IX showed that UKM Crackers of UD. X has to improve the administration of conglomerate divest, and the quadrant result IV position UD. X should do the aggressive attack in order that the running UKM crackers X could be creative industry is one of the industries that currently supports the Indonesian economy. The purpose of this study is to formulate the distribution model of Jember's creative industry towards the international market. This study is quantitative-descriptive research conducted in Jember using SMEs as population. Furthermore, samples were taken by using a non-probability sampling technique with a convenience sampling method. The analytical tool used in this study was a fishbone diagram. The results of the fishbone diagram analysis showed several causes of SMEs growth problems such as the lack of HR skills in foreign languages, the inadequate of sophisticated technology in business, and the minimal amount of business capital. The inappropriate adoption of the technology was then identified as the root cause of the problem. Thus, the distribution model for the creative industry to increase competitiveness in the international market is the technology application in every element of the SMEs. Keywords creative industry, distribution model, fishbone diagram, international marketSafira Aliyani FirdausIgo Fadilah IlhamLiza Putri Aqidah Imam BuchoriThis study aims to determine and analyze the appropriate strategies to improve the economy of MSMEs when new normal is applied due to the impact of the Covid-19 pandemic.. The results obtained from this study indicated that there was a need for fast, precise and tangible steps from the government and business actors to overcome the losses that have occurred due to the pandemic and to make updates and evaluations of the business cycle following the current conditions so that businesses can continue to survive and Nur SinggihUsaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM Usaha Mikro, Kecil, Menengah adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Rendahnya profesionalisme sumber daya manusia yang mengelola, keterbatasan permodalan dan akses terhadap perbankan dan pasar, kemampuan penguasaaan teknologi yang rendah menjadi permasalahan yang harus dicarikan solusi untuk strategi penguatan UMKM Arief RahmanaABSTRAK Usaha Kecil Menengah UKM mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan industri suatu negara. Hampir 90% dari total usaha yang ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM. Disamping itu, UKM mempunyai kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Studi empirik menunjukkan bahwa UKM pada skala internasional merupakan sumber penciptaan lapangan pekerjaan. Kontribusi UKM terhadap penyerapan tenaga kerja, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia, mempunyai peranan yang signifikan dalam penanggulangan masalah pengangguran. Dalam era ekonomi global saat ini, UKM dituntut untuk melakukan perubahan guna meningkatkan daya saingnya. Salah satu faktor penting yang akan menentukan daya saing UKM adalah teknologi informasi TI. Penggunaan TI dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. Studi kasus di Eropa juga menunjukkan bahwa lebih dari 50% produktivitas dicapai melalui investasi di bidang TI. UKM dikatakan memiliki daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable, seimbang, dan berstandar IsmailThis research discusses the problem of legal certainty in economic globalization and tax court as legal enforcement instrument and tax dispute settlement through tax court. This research uses qualitative research method which secondary data is legal source. Using this method, this research found First, tax court might be an important instrument in the effort of creating legal certainty; Second, tax court is a court under Supreme Court which exercise court kehakiman power in the matter of taxation; Third, tax dispute is a dispute in the matter of taxation between subject of tax wajib pajak and government official which has authority in taxation. Key word Tax court, legal certainty, economic globalizationDalam Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Tengah TahunD C AriyantoAriyanto, D. C. 2013. Dalam Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun Faktor Internal Ekternal, Enterpreneurial Skill, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM Di Kabupaten SemarangEka HandrianiEka Handriani. 2011. Pengaruh Faktor Internal Ekternal, Enterpreneurial Skill, Strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM Di Kabupaten Semarang. Dinamika Sosial Ekonomi, 75, Jaringan Pemasaran UMKM di Era Globalisasi dan Otonomi DaerahEkaningtyas WidiastutiEkaningtyas Widiastuti. 2013. Reorientasi Jaringan Pemasaran UMKM di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah, Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar MenggabungkannyaM MulyadiMulyadi, M. 2011. Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar Menggabungkannya. Jurna Studi Komunikasi Dan Media, 151, 127-138. Daya Saing Ekspor Teh Indonesia Ke Pasar ASEAN PeriodeAnalisis Daya Saing Ekspor Teh Indonesia Ke Pasar ASEAN Periode 2004-2013. E-Jurnal EP Unud, 55, UMKM Usaha Mikro Kecil dan MenengahY R SuciSuci, Y. R. 2017. Perkembangan UMKM Usaha Mikro Kecil dan MenengahAnalisis Faktor-Faktor yangR S WardhaniY AgustinaWardhani, R. S., & Agustina, Y. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang
MenurutMuslich (2010: 36), dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga Negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bahasa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Economic globalization is the increasing economic integration and interdependence of national, regional and local economies across the world through an intensification of cross-border movement of goods, services, technologies and capital. Globalization leads to freer trade between countries. This is one of its largest benefits to developing nations. Homegrown industries see trade barriers fall and have access to a much wider international market. While an influx of foreign companies and foreign capital creates a reduction in overall unemployment and poverty, it can also increase the wage gap between those who are educated and those who are not. Over the longer term, education levels will rise as the financial health of developing countries rise, but in the short term, some of the poor will become poorer. Not everyone will participate in an elevation of living standards. According to Islamic economics, economic globalization should be done using appropriate approaches so as not to cause a lot of problems that could potentially harm the countries that are developing. The approach used should be based on fairness and equality in human interaction, and a multidisciplinary approach that covers all aspects of human life, moral, intellectual, social, historical, demographic, and political. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 1 GLOBALISASI EKONOMI DAN IMPLIKASINYA BAGI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG TELAAH PENDEKATAN EKONOMI ISLAM Akhmad Nur Zaroni Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda ABSTRACT Economic globalization is the increasing economic integration and interdependence of national, regional and local economies across the world through an intensification of cross-border movement of goods, services, technologies and capital. Globalization leads to freer trade between countries. This is one of its largest benefits to developing nations. Homegrown industries see trade barriers fall and have access to a much wider international market. While an influx of foreign companies and foreign capital creates a reduction in overall unemployment and poverty, it can also increase the wage gap between those who are educated and those who are not. Over the longer term, education levels will rise as the financial health of developing countries rise, but in the short term, some of the poor will become poorer. Not everyone will participate in an elevation of living standards. According to Islamic economics, economic globalization should be done using appropriate approaches so as not to cause a lot of problems that could potentially harm the countries that are developing. The approach used should be based on fairness and equality in human interaction, and a multidisciplinary approach that covers all aspects of human life, moral, intellectual, social, historical, demographic, and political. Keywords Economic Globalization, Islamic Economics, Developing Countries. PENDAHULUAN Sejak pertama kali ilmu ekonomi diakui sebagai cabang ilmu tersendiri dengan munculnya buku yang sangat terkenal “The Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nation” 1776 oleh Adam Smith, persoalan pembangunan ekonomi, belum banyak dibicarakan. Masalah ini baru aktual setelah perang dunia kedua PD II, Arsyad, 1999 4. Saat itu negara-negara yang baru merdeka berusaha mengejar ketertinggalannya, sehingga muncullah ekonomi pembangunan yang selanjutnya selalu dihubungkan dengan negara-negara baru merdeka atau negara-negara sedang berkembang NSB atau juga disebut negara-negara dunia ketiga Gilarso, 1992428. Usaha NSB ini ternyata mendapat perhatian besar dari negara dunia pertama dengan memberikan bantuan-bantuan, baik berupa hibah grant maupun pinjaman lunak atau dalam bentuk bantuan teknik dan tenaga ahli, bahkan bantuan untuk melakukan studi Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 2 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 kelayakan suatu proyek. Hal ini semakin gencar, apalagi ketika ada kepentingan untuk mendapat dukungan dalam perang ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur. Sehingga, muncullah faham developmentalisme yang dikomandani oleh Amerika Serikat Wahid, 1999 20-22. Maka disusunlah sebuah strategi yang menciptakan konstruksi tatanan dunia pasca perang yang terpusat di Amerika Serikat, yaitu penerapan sistem Bretton Woods yang menyediakan kerangka institusional bagi sebuah tatanan ekonomi liberal yang diinginkan, dan Marshall Plan yang memberikan kemungkinan bagi mereka untuk mengelola perekonomian dunia pasca perang pada basis komitmen bersama bagi pertumbuhan ekonomi dan produktivitas tinggi, sebuah komitmen dari hasil hubungan negara masyarakat neo-liberal khas AS Cholis, 199972. Dominasi ini dipandang oleh para ilmuwan sosial sebagai fondasi hegemoni Amerika atas sekutunya di Eropa, yang selanjutnya digunakan untuk memperluas hegemoninya ke negara-negara dunia ketiga. Tidak heran kalau dalam sejarah pembangunan ekonomi di Dunia Ketiga diwarnai dengan teori-teori Barat. Seperti teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi The Stages of Economic Growth Theories yang bertumpu pada asumsi-asumsi ekonomi neo-klasik, teori internasionalis-struktural The Sstructural Internationalist Theories Todaro, 1977 87, dan teori keterbelakangan dan ketergantungan Marxis dan Neo-Marxis Underdeveloped and Dependencia Clements, 1999 59. Berbagai macam teori yang dipakai ternyata belum mampu mengakhiri keterbelakangan negara-negara Dunia Ketiga. Masalah-masalah pembangunan seperti kemiskinan dan kepincangan distribusi pendapatan terus berlangsung memburuk. Kenyataan ini menyebabkan munculnya isu-isu kontroversial dalam ekonomi pembangunan yang secara umum mencerminkan ketidakpastian politik dan ekonomi tentang penerimaan politis teori-teori dalam pemecahan mendasar seperti pertambahan angka pengangguran produktif, penghapusan kemiskinan pedesaan dan urban, serta penurunan ketimpangan ekonomi dan sosial. Kontroversi ini semakin ruwet ketika ada campur tangan kepentingan-kepentingan tertentu dari badan-badan penyandang dana kuat seperti Bank Dunia IBRD, IMF, ADB, dan berbagai badan pembangunan PBB Clements, 1999 10. Kenyataan di atas memunculkan asumsi bahwa kegagalan pembangunan di Dunia Ketiga adalah karena diterapkannya teori yang tidak sesuai dengan kondisi setempat a-historis. Banyak pengambil keputusan di Dunia Ketiga terpaksa membuat kebijakan-kebijakan berdasarkan ideologi-ideologi yang sama sekali tidak sesuai dan dimodifikasi sekadar sesuai dengan kondisi historis dan kultural setempat sehingga menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang merusak terhadap kondisi sosio-ekonomi yang ada Clements, 1999 11. Ketika Negara miskin me-liberal-kan pasar mereka, Negara kaya tetap secara tegas bersikap proteksionis, terutama di bidang seperti tekstil, pertanian, dan petrokimia, maka ketimpangan pendapatan terus meningkat di antara Negara kaya dan miskin. Ini adalah akibat dari globalisasi terhadap Negara miskin yang sebenarnya Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 3 banyak ditentang keras oleh NSB. Hal ini dapat dilihat pada kegagalan pertemuan WTO di Seattle tahun 1999, dan protes keras pada pertemuan IMF/World Bank di Prague, September 2000, serta pertemuan G8 di Genoa, Juli 2001. Para ahli ekonom berpendapat bahwa kacaunya pertemuan di Seattle bukanlah sekedar karena adanya ribuan demonstran yang tidak puas, melainkan terjadi karena kegagalan atas Amerika dan Eropa dalam merespons masalah dari Negara berkembang. Ketidaksetaraan yang berkembang akan menimbulkan resiko terbesar untuk masa depan dari ekonomi dunia. Jika kondisi tidak adil antara Negara-negara maju dengan NSB ini terus berlanjut, maka tujuan globalisasi akan semakin jauh dari kata sukses. Sistem yang adil dalam mengakses pasar oleh NSB adalah sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang mendasar. Ini adalah pesan yang sama yang ilmuwan Muslim selalu berikan sepanjang abad melalui penekanan tegas terhadap keadilan. PEMBAHASAN Pengertian Globalisasi Ekonomi Tidak ada definisi yang baku atau standar mengenai globalisasi, tetapi secara sederhana globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dunia. Jadi, jika pada periode sejak perang dunia kedua berakhir hingga tahun 1970-an ekonomi dunia didominasi oleh ekonomi Amerika Serikat AS, sekarang ini walaupun produk domestik bruto PDB AS masih besar yakni sekitar 45% dari PDB dunia, peran dari ekonomi Uni Eropa, Jepang dan negara-negara yang tergolong dalam newly industrialized countries NICs, seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura, dan Cina jauh lebih kuat sebagai motor penggerak perekonomian dunia. Semakin mengglobalnya suatu negara di dalam perekonomian dunia dapat dilihat dari misalnya peningkatan dari perdagangan internasionalnya ekspor dan impor yang tercerminkan antara lain pada peningkatan pangsa ekspornya di pasar global dan peningkatan rasio impor terhadap PDB-nya; semakin aktif terlibat dalam proses produksi yang melibatkan banyak negara misalnya dalam membuat pesawat Boeing lebih dari 50 negara terlibat yang masing-masing membuat bagian-bagian tertentu dari pesawat tersebut, atau dalam membuat pesawat Airbus, sejumlah negara Eropa terlibat dalam proses pembuatannya, dan semakin besar arus investasi asing yang masuk ke negara tersebut atau semakin besarnya investasi dari negara tersebut ke negara-negara lain. Jadi, proses globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 4 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 melibatkan banyak negara. Dalam tingkat globalisasi yang optimal arus produk dan faktor-faktor produksi lintas negara atau regional akan selancar lintas kota di suatu negara atau desa di dalam suatu kecamatan. Pada tingkat ini, seorang pengusaha yang punya pabrik di Kalimantan Barat setiap saat bisa memindahkan usahanya ke Serawak atau Filipina tanpa ada halangan, baik halangan logistik maupun halangan birokrasi dari pihak pemerintah Malaysia atau Filipina maupun dari pemerintah Indonesia dalam urusan administrasi seperti izin dan sebagainya. Sekarang ini tidak relevan lagi mencantumkan nama negara asal dari suatu produk; orang hanya tahu bahwa lampu itu adalah buatan Philips yang pabrik pembuatanya bukan di Belanda, tetapi misalnya di Tangerang. Banyak produk dari Disney bukan buatan AS melainkan dibuat di Cina dengan memakai tenaga kerja, bahan baku dan modal dari negara tersebut. Sekarang ini semakin banyak produk-produk yang komponennya di buat di lebih dari satu negara seperti komputer, mobil, pesawat terbang, dll., dan banyak perusahaan-perusahaan multinasional mempunyai kantor pusat bukan di negara asal melainkan di pusat-pusat keuangan di negara-negara lain seperti London dan New York. Semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi secara nasional maupun regional disebabkan oleh banyak hal, diantaranya menurut Halwani 2002 adalah komunikasi dan transportasi yang semakin canggih dan murah, lalu lintas devisa yang semakin bebas, ekonomi negara yang semakin terbuka, penggunaan secara penuh keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif tiap-tiap negara, metode produksi dan perakitan dengan organisasi manajemen yang semakin efisien, dan semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional di hampir seantero dunia. Selain itu, penyebab-penyebab lainnya adalah semakin banyaknya industri yang bersifat footloose akibat kemajuan teknologi yang mengurangi pemakaian sumber daya alam, semakin tingginya pendapatan dunia rata-rata per kapita, semakin majunya tingkat pendidikan mayarakat dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi di semua bidang, dan semakin banyaknya jumlah penduduk dunia. Menurut Friedman 2002, globalisasi mempunyai tiga dimensi. Pertama, dimensi ide atau ideologi yaitu “kapitalisme”. Dalam pengertian ini termasuk seperangkat nilai yang menyertainya, yakni falsafah individualisme, demokrasi dan HAM. Kedua, dimensi ekonomi, yaitu pasar bebas yang artinya arus barang dan jasa antarnegara tidak dihalangi sedikitpun juga. Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi yang akan membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa batas. Ruang Lingkup Globalisasi Ekonomi Dalam ekonomi, secara garis besar fenomena globalisasi dapat dilihat dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus perdagangan dan arus modal internasional. Oleh sebab itu, arus globalisasi dan arus perdagangan serta investasi dunia berlangsung bersamaan. Arus Perdagangan Internasional Pangsa dari pengeluaran konsumsi domestik terhadap barang dan jasa yang Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 5 diimpor dari negara-negara lain meningkat, dan bagian dari produksi barang dan jasa di dalam negeri yang diekspor meningkat. Peningkatan ini membuat volume perdagangan antarnegara di dunia meningkat, baik secara absolut maupun relatif, yakni rasio dari perdagangan internasional ekspor dan impor terhadap PDB dari masing-masing negara secara individu atau dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2000 misalnya menunjukkan bahwa di dalam kelompok negara-negara kaya/maju, pangsa dari perdagangan internasional di dalam output total naik dari 27% ke 39% selama periode 1987-1998. Sedangkan di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang, rasio perdagangan internasional terhadap PDB naik dari 10% ke 17% dalam periode yang sama Bank Dunia, 2000a. 1. Arus Modal Internasional Arus modal internasional atau arus modal antarnegara terdiri dari modal swasta dan modal pemerintah. Arus modal swasta antarnegara bisa berbentuk investasi atau pinjaman; sedangkan arus modal asing pemerintah pada umumnya dalam bentuk pinjaman, misalnya pinjaman yang diterima dari pemerintah dari negara-negara yang tergabung dalam CGI Consultancy Group on Indonesia atau dalam konteks bilateral dengan pemerintah negara-negara donor secara individual. Pengertian dari modal asing pemerintah juga termasuk pinjaman dari badan-badan dunia seperti Dana Moneter Internasional IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia ADB. Arus modal asing dalam bentuk investasi bisa investasi investasi langsung atau jangka panjang, yang disebut foreign direct investment FDI atau penanaman modal asing PMA, atau investasi tidak langsung atau jangka pendek, yang umum disebut investasi portofolio. Dalam hal PMA, dalam dua dekade belakangan ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang berbasis di suatu negara melakukan investasi jangka panjang di negara-negara lain, yang dilandasi oleh berbagai motivasi seperti pasar yang luas dan ketersediaan sumber daya produksi di negara-negara tujuan investasi. Perkembangan ini dengan sendirinya meningkatkan arus PMA antarnegara, yang terefleksi dalam peningkatan pangsa dari PMA sebagai suatu persentase dari investasi total dunia. Menurut data Bank Dunia pada tahun 1975 PMA berjumlah hanya 23 miliar dollar AS, dan pada tahun 1997 jumlahnya meningkat menjadi 644 miliar dollar AS Friedman, 2002. Juga data Bank Dunia menunjukkan bahwa pada tahun 1998 jumlah investasi langsung dari perusahaan-perusahaan AS di banyak negara lain di dunia telah mencapai 133 miliar dollar AS, sedangkan PMA di AS pada tahun yang sama bernilai 193 miliar dollar AS. Secara keseluruhan, arus PMA di dunia meningkat sangat signifikan selama periode 1988-1998 dari 192 miliar dollar AS ke 610 miliar dollar AS. Arus PMA dari kelompok negara-negara maju ke kelompok negara-negara sedang berkembang juga meningkat tajam selama periode yang sama, termasuk Indonesia, terkecuali sejak krisis ekonomi arus PMA neto ke Indonesia mengalami suatu penurunan Bank Dunia 2000b. Dalam hal investasi jangka pendek, juga dalam dua dekade belakangan ini semakin banyak penabung-penabung, terutama di negara-negara maju yang mendiversifikasikan Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 6 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 portofolio mereka ke berbagai macam aset-aset keuangan luar negeri seperti obligasi, saham, pinjaman atau deposito. Juga semakin banyak perusahaan-perusahaan terutama di negara-negara sedang berkembang yang membiayai kegiatan produksi mereka dengan memakai dana investasi dari sumber-sumber luar negeri, selain dari kredit perbankan dan pasar modal domestik. Akar Historis Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi Sejarah Neo-Liberal bisa dirunut jauh ke masa-masa tahun 1930-an. Adalah riedrich von Hayek1899-1992 yang bisa disebut sebagai Bapak Neo-Liberal. Hayek terkenal juga dengan julukan ekonom ultra-liberal. Muridnya yang utama adalah Milton Friedman, pencetus monetarisme. Pada saat itu adalah juga masa kejayaan Keynesianisme, sebuah aliran ilmu ekonomi oleh John Maynard Keynes. Keynesian dianggap berjasa dalam memecahkan masalah Depresi besar tahun 1929-1930. Terutama setelah diadopsi oleh Presiden Roosevelt dengan program "New-Deal" maupun Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia ke-II, maka Keynesian resmi menjadi mainstream ekonomi. Bahkan Bank Dunia dan IMF kala itu terkenal sebagai si kembar Keynesianis, karena mempraktekkan semua resep Keynesian. Dasar pokok dari ajaran Keynes adalah kepercayaannya pada intervensi negara ke dalam kehidupan ekonomi. Menurutnya, kebijakan ekonomi haruslah mengikis pengangguran sehingga tercipta tenaga kerja penuh full employment serta adanya pemerataan yang lebih besar. Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1926 berjudul “The End of Laissez-Faire”, Keynes menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kepentingan individual yang selalu tidak sejalan dengan kepentingan umum. Katanya, “Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu bersesuaian dengan kepentingan umum”. Keynesianisme masih tetap menjadi dominant economy sampai tahun 1970-an. Sementara itu neo-liberal belum lagi bernama. Akan tetapi Hayek dan kawan-kawan sudah merasa gelisah dengan mekarnya paham Keynes ini. Pada masa itu pandangan semacam neoliberal sama sekali tidak populer. Meskipun begitu mereka membangun basis di tiga universitas utama London School of Economics LSE, Universitas Chicago, dan Institut Universitaire de Hautes Etudes Internasionales IUHEI di Jenewa. Para ekonom kanan inilah yang kemudian setelah PD-II mendirikan lembaga pencetus neo-Liberal, yaitu Societe du Mont-Pelerin, Pertemuan mereka yang pertama di bulan April 1947 dihadiri oleh 36 orang dan didanai oleh bankir-bankir Swiss. Termasuk hadir adalah Karl Popper dan Maurice Allais, serta tiga penerbitan terkemuka, Fortune, Newsweek dan Reader's Digest. Lembaga ini merupakan "semacam freemansory neoliberal, sangat terorganisir baik dan berkehendak untuk menyebarluaskan kredo kaum neo-liberal, lewat pertemuan-pertemuan internasional secara reguler". Pandangan Neo-Liberal dapat diamati dari pikiran Hayek. Bukunya yang terkenal adalah "The Road to Serfdom" Jalan ke Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 7 Perbudakan yang menyerang keras Keynes. Buku tersebut kemudian menjadi kitab suci kaum kanan dan diterbitkan di Reader’s Digest di tahun 1945. Ada kalimat di dalam buku tersebut "Pada masa lalu, penundukan manusia kepada kekuatan impersonal pasar, merupakan jalan bagi berkembangnya peradaban, sesuatu yang tidak mungkin terjadi tanpa itu. Dengan melalui ketertundukan itu maka kita bisa ikut serta setiap harinya dalam membangun sesuatu yang lebih besar dari apa yang belum sepenuhnya kita pahami". Neo-liberal menginginkan suatu sistem ekonomi yang sama dengan kapitalisme abad-19, di mana kebebasan individu berjalan sepenuhnya dan campur tangan sesedikit mungkin dari pemerintah dalam kehidupan ekonomi. Regulator utama dalam kehidupan ekonomi adalah mekanisme pasar, bukan pemerintah. Mekanisme pasar akan diatur oleh persepsi individu, dan pengetahuan para individu akan dapat memecahkan kompleksitas dan ketidakpastian ekonomi, sehingga mekanisme pasar dapat menjadi alat juga untuk memecahkan masalah sosial. Menurut mereka, pengetahuan para individu untuk memecahkan persoalan masyarakat tidak perlu disalurkan melalui lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dalam arti ini maka Neo-liberal juga tidak percaya pada Serikat Buruh atau organisasi masyarakat lainnya. Dengan demikian Neo-liberal secara politik terus terang membela politik otoriter. Ini ditunjukkan oleh Hayek ketika mengomentari rejim Pinochet di Chili, "Seorang diktator dapat saja berkuasa secara liberal, sama seperti mungkinnya demokrasi berkuasa tanpa liberalisme. Preferensi personal saya adalah memilih sebuah kediktatoran liberal ketimbang memilih pemerintahan demokratis yang tidak punya liberalisme". Demokrasi politik, menurut neo-Liberal, dengan demikian adalah sistem politik yang menjamin terlaksananya kebebasan individu dalam melakukan pilihan dalam transaksi pasar, bukan sistem politik yang menjamin aspirasi yang pluralistik serta partisipasi luas anggota masyarakat. Bahkan salah seorang pentolan neo-Liberal, William Niskanen, menyatakan bahwa suatu pemerintah yang terlampau banyak mengutamakan kepentingan rakyat banyak adalah pemerintah yang tidak diinginkan dan tidak akan stabil. Bila terjadi konflik antara demokrasi dengan pengembangan usaha yang kapitalistis, maka mereka memilih untuk mengorbankan demokrasi. Salah satu benteng neo-liberal adalah Universitas Chicago, di mana Hayek mengajar di situ antara tahun 1950 sampai 1961, dan Friedman menghabiskan seluruh karir akademisnya. Karena itu mereka juga terkenal sebagai "Chicago School". Buku Friedman adalah "The Counter Revolution in Monetary Theory", yang menurutnya telah dapat menyingkap hukum moneter yang telah diamatinya dalam berabad-abad dan dapat dibandingkan dengan hukum ilmu alam. Friedman percaya pada freedom of choice kebebasan memilih individual yang ekstrim. Dengan demikian, neo-Liberal tidak mempersoalkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan di dalam masyarakat. Pertumbuhan konglomerasi dan bentuk-bentuk unit usaha besar lainnya semata-mata dianggap sebagai manifestasi dari kegiatan individu atas dasar kebebasan memilih dan persaingan bebas. Efek Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 8 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 sosial yang ditimbulkan oleh kekuasaan ekonomi pada segelintir kelompok kuat tidak dipersoalkan oleh neo-Liberal. Karenanya demokrasi ekonomi tidak ada di dalam agenda kaum neo-Liberal Arif, 1998 39. Pandangan kaum neo-Liberal pada dasarnya tidak populer di masyarakat Barat. Mereka anti terhadap welfare state negara kesejahteraan dan mereka juga anti demokrasi. Tetapi mengapa mereka bisa berjaya sekarang? Susan George menjawabnya, bahwa mereka berasal dari sebuah kelompok kecil rahasia dan mereka sangat percaya pada doktrin tersebut, yang kemudian dengan bantuan para pendananya, membangun jaringan yayasan-yayasan internasional yang besar, lembaga-lembaga, pusat-pusat riset, berbagai publikasi, para akademisi, para penulis, serta humas yang mengembangkan, mengemas dan mempromosikan ide dan doktrin tersebut tanpa henti. Kata Susan, “mereka membangun kader-kader ideologis yang luar biasa efisiennya karena mereka memahami apa yang disampaikan oleh pemikir marxis Itali Antonio Gramsci ketika ia berbicara tentang konsep hegemoni kultural. Bila kamu dapat menguasai kepala orang, maka hati dan tangan mereka akan ikut” George, 2000 29. Salah seorang yang menjadi ujung tombaknya adalah Anthony Fisher, seorang pengusaha sukses yang kemudian mendirikan Institute of Economic Affairs IEA pada tahun 1955 dengan bantuan dana dari kaum indutrialis lainnya. Tujuan lembaga ini adalah “menyebarkan pemikiran ekonomi yang kuat di berbagai universitas dan berbagai lembaga pendidikan mapan lainnya”. IEA inilah yang kemudian memberi pengaruh besar kepada Margaret Thatcher, seperti dikatakan Milton Friedman, “Tanpa adanya IEA, maka saya meragukan akan bisa terjadi revolusi Thatcherite”. Salah satu koran yang menjadi corong neo-Liberal di Inggeris adalah The Daily Telegraph. Lembaga lain juga didirikan, yaitu Centre for Policy Studies CPS di tahun 1974 yang sangat berpengaruh kepada para politisi di Inggeris. IEA kemudian melahirkan Adam Smith Institute ASI di tahun 1976. Kerjasama mereka dengan Heritage Foundation, didirikan di Washington tahun 1973 oleh lulusan LSE, adalah “guna membuat hal yang sama bagi politik Amerika sebagaimana yang dilakukan oleh CPS kepada politik Inggeris”. Anthony Fisher kemudian menjadi presiden pertama dari lembaga Fraser Institute di Kanada di tahun 1974. Di tahun 1977, ia mendirikan International Centre for Economic Policy Studies di New York, di mana salah satu pendirinya adalah Bill Casey, yang kemudian menjadi Direktur CIA. Tahun 1979, Fisher mendirikan Institute for Public Policy di San Francisco. Fisher juga terlibat dalam mendirikan Centre for International Studies CIS di Australia, di mana Direkturnya Greg Lindsay merupakan kontributor penting berkembangnya ide pasar bebas di politik Australia. Dalam rangka memudahkan mengelola berbagai lembaga tersebut, Fisher mendirikan Atlas Economic Research Foundation yang menyediakan struktur kelembagaan pusat, yang di tahun 1991 mengklaim membantu, mendirikan, membiayai sekitar 78 lembaga serta mempunyai hubungan dengan 81 lembaga lainnya di 51 negara. Ketika tembok Berlin rubuh, maka banyak personelnya yang pindah ke Eropa Timur guna “merubah Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 9 ekonomi-ekonomi yang sakit menjadi kapitalisme” Wheelwright,1998 12 Para ekonom neo-Liberal di tahun 1970-an berhasil menembus dominasi ilmu ekonomi. Di tahun 1974, Hayek dianugerahi Nobel Ekonomi. Sesudahnya Friedman mendapat Nobel Ekonomi di tahun 1976. Juga Maurice Allais, seorang anggota Mont-Pelerin Society, mendapat Nobel Ekonomi di tahun 1988. Sejak tahun 1970-an, neo-Liberal mulai berkibar. Sejak itu pulalah seluruh paradigma ekonomi secara perlahan masuk ke dalam cara berpikir neo-Liberal, termasuk ke dalam badan-badan multilateral, Bank Dunia, IMF dan GATT kemudian menjadi WTO. Dengan demikian Margaret Thatcher menjadi pengikut dari Hayek, sedangkan murid dari Friedman adalah Ronald Reagan. Inilah yang menghantar neo-Liberal menjadi ekonomi mainstream di tahun 1980-an lewat Thatcherism dan Reaganomics. Thatcher sebenarnya adalah seorang social-darwinist, sampai akhirnya ia menemukan buku Hayek, dan kemudian menjadi salah satu pengikutnya. Doktrin pokok dari Thatcher adalah paham kompetisi –kompetisi di antara negara, di antara wilayah, di antara perusahaan-perusahaan, dan tentunya di antara individu. Kompetisi adalah keutamaan, dan karena itu hasilnya tidak mungkin jelek. Karena itu kompetisi dalam pasar bebas pasti baik dan bijaksana. Kata thatcher suatu kali, “Adalah tugas kita untuk terus mempercayai ketidakmerataan, dan melihat bahwa bakat dan kemampuan diberikan jalan keluar dan ekspresi bagi kemanfaatan kita bersama”. Artinya, tidak perlu khawatir ada yang tertinggal dalam persaingan kompetitif, karena ketidaksamaan adalah sesuatu yang alamiah. Akan tetapi ini baik karena berarti yang terhebat, terpandai, terkuat yang akan memberi manfaat pada semua orang. Hasilnya, di Inggeris sebelum Thatcher, satu dari sepuluh orang dianggap hidup di bawah kemiskinan. Kini, satu dari empat orang dianggap miskin; dan satu anak dari tiga anak dianggap miskin. Thatcher juga menggunakan privatisasi untuk memperlemah kekuatan Serikat Buruh. Dengan privatisasi atas sektor publik, maka Thatcher sekaligus memperlemah Serikat- Serikat Buruh di BUMN yang merupakan terkuat di Inggeris. Dari tahun 1979 sampai 1994, maka jumlah pekerja dikurangi dari 7 juta orang menjadi 5 juta orang pengurangan sebesar 29%. Pemerintah juga menggunakan uang masyarakat para pembayar pajak untuk menghapus hutang dan merekapitalisasi BUMN sebelum dilempar ke pasar. Contohnya Perusahaan Air Minum PAM mendapat pengurangan hutang 5 milyar pounds ditambah 1,6 milyar pounds dana untuk membuatnya menarik sebelum dibeli pihak swasta. Demikian pula di Amerika, kebijakan neo-Liberal Reagan telah membawa Amerika menjadi masyarakat yang sangat timpang. Selama dekade 1980an, 10% teratas meningkat pendapatannya 16%; 5% teratas meningkat pendapatannya 23%; dan 1% teratas meningkat pendapatannya sebesar 50%. Ini berkebalikan dengan 80% terbawah yang kehilangan pendapatan; terutama 10% terbawah, jatuh ke titik nadir, kehilangan pendapatan15% George, 2000 29. Sejak 1980-an pula, bersamaan dengan krisis hutang Dunia Ketiga, maka paham neo-Liberal menjadi paham kebijakan badan-badan dunia Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 10 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 multilateral Bank Dunia, IMF dan WTO. Tiga poin dasar neo-Liberal dalam multilateral ini adalah pasar bebas dalam barang dan jasa; perputaran modal yang bebas; dan kebebasan investasi. Sejak itu Kredo neo-Liberal telah memenuhi pola pikir para ekonom di negara-negara tersebut. Kini para ekonom selalu memakai pikiran yang standard dari neo-Liberal, yaitu deregulasi, liberalisasi, privatisasi dan segala jampi-jampi lainnya. Kaum mafia Berkeley UI yang dulu neo-klasik, kini juga berpindah paham menjadi neo-liberal. Poin-poin pokok neo-Liberal dapat disarikan sebagai berikut Martinez, 1998 8 1. Aturan Pasar. Membebaskan perusahaan-perusahaan swasta dari setiap keterikatan yang dipaksakan pemerintah. Keterbukaan sebesar-besarnya atas perdagangan internasional dan investasi. Mengurangi upah buruh lewat pelemahan serikat buruh dan penghapusan hak-hak buruh. Tidak ada lagi kontrol harga. Sepenuhnya kebebasan total dari gerak modal, barang dan jasa. 2. Memotong Pengeluaran Publik dalam Hal Pelayanan Sosial. Ini seperti terhadap sektor pendidikan dan kesehatan, pengurangan anggaran untuk „jaring pengaman‟ untuk orang miskin, dan sering juga pengurangan anggaran untuk infrastruktur publik, seperti jalan, jembatan, air bersih – ini juga guna mengurangi peran pemerintah. Di lain pihak mereka tidak menentang adanya subsidi dan manfaat pajak tax benefits untuk kalangan bisnis. 3. Deregulasi. Mengurangi paraturan-peraturan dari pemerintah yang bisa mengurangi keuntungan pengusaha. 4. Privatisasi. Menjual BUMN-BUMN di bidang barang dan jasa kepada investor swasta. Termasuk bank-bank, industri strategis, jalan raya, jalan tol, listrik, sekolah, rumah sakit, bahkan juga air minum. Selalu dengan alasan demi efisiensi yang lebih besar, yang nyatanya berakibat pada pemusatan kekayaan ke dalam sedikit orang dan membuat publik membayar lebih banyak. 5. Menghapus Konsep Barang-Barang Publik atau Komunitas. Menggantinya dengan “tanggungjawab individual”, yaitu menekankan rakyat miskin untuk mencari sendiri solusinya atas tidak tersedianya perawatan kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan lain-lain; dan menyalahkan mereka atas kemalasannya. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program di Bank Dunia dan IMF ini, maka program neo-liberal, mengambil bentuk sebagai berikut Arif, 1998 360 Paket kebijakan Structural Adjustment Penyesuaian Struktural, terdiri dari komponen-komponen a Liberalisasi impor dan pelaksanaan aliran uang yang bebas; b Devaluasi; c Kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk pembatasan kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi, peningkatan pajak, kenaikan harga public utilities, dan penekanan untuk tidak menaikkan upah dan gaji. Paket kebijakan deregulasi, yaitu a intervensi pemerintah harus dihilangkan atau diminimumkan karena dianggap telah mendistorsi pasar; b privatisasi yang seluas-luasnya dalam ekonomi sehingga mencakup bidang-bidang yang selama ini dikuasai negara; c liberalisasi seluruh kegiatan ekonomi termasuk penghapusan segala jenis proteksi; d memperbesar dan memperlancar arus masuk investasi Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 11 asing dengan fasilitas-fasilitas yang lebih luas dan longgar. 1. Paket kebijakan yang direkomendasikan kepada beberapa negara Asia dalam menghadapi krisis ekonomi akibat anjloknya nilai tukar mata uang terhadap dollar AS, yang merupakan gabungan dua paket di atas ditambah tuntutan-tuntutan spesifik disana-sini. Di Indonesia, paham neo-liberal mulai terasa pengaruhnya di tahun 1980-an, ketika pemerintah mulai menerapkan kebijakan liberalisasi keuangan dan ekonomi, yang berujud dalam berbagai paket deregulasi semenjak tahun 1983. Paralel dengan masa itu adalah terjadinya krisis hutang dunia Ketiga di tahun 1982, ketika Mexico default menyatakan tidak mampu membayar hutangnya. Setelah itu Bank Dunia dan IMF masuk ke dalam perekonomian negara-negara yang terkena krisis hutang lewat perangkat SAP. Saat itu terutama di negara-negara Amerika Latin dan Afrika. Indonesia belumlah terkena krisis, dan karenanya jauh dari hiruk-pikuk SAP. Akan tetapi sejak itu jelas pola pembangunan Indonesia mulai mengadopsi kebijakan neo-liberal, khususnya karena keterikatan Indonesia kepada IGGI, Bank Dunia dan IMF. Globalisasi dan Liberalisasi Ekonomi di Negara-Negara Berkembang Kebijakan ekonomi negara-negara berkembang telah berubah secara drastis sejak tahun 1980-an. Hampir semua negara berkembang menggeser kebijakan-kebijakan ekonomi mereka ke arah liberalisasi yang lebih besar pada mekanisme pasar melalui serangkaian reformasi ekonomi berorientasi pasar. Nyaris di segala penjuru dunia, negara-negara berkembang mulai mengadopsi kebijakan-kebijakan yang dimaksudkan untuk merestrukturisasi watak peran negara dalam perekonomian untuk meliberalisasi perdagangan domestik dan regulasi investasi untuk menswastakan perusahaan-perusahaan milik negara. Berbagai reformasi kebijakan tersebut nyaris mengganti secara keseluruhan semua kebijakan sebelumnya yang mendominasi negara-negara berkembang. Reformasi yang mengenyahkan nasionalis-ekonomi dari perbendaharaan kata negara-negara itu, mengurangi peran eksesif negara dalam perekonomian dan menghentikan kecenderungan pada pembangunan jenis sosialis. Orientasi mutakhir pembangunan di negara-negara berkembang didasarkan pada premis kebijakan-kebijakan memandang keluar, dirancang untuk mengintegrasikan perekonomian ke dalam pasar global, utamanya ketika strategi-strategi berorientasi ekspor menggantikan industrialisasi substitusi impor Sugiono, 1999 xi. Keberpihakan kepada ideologi pasar ini telah dijelaskan oleh M. Friedman Tampak jelas bahwa, paling tidak hingga saat ini, sebuah pasar bebas tanpa perencanaan terpusat telah menjadi bukan hanya jalan pertumbuhan ekonomi yang paling efektif, bahkan satu-satunya jalan yang efektif untuk meningkatkan standar hidup rakyat banyak. dan sangat jelas pula bahwa cara ini telah menjadi satu-satunya jalan yang cocok dengan kebebasan politik dan demokrasi Friedman, 197073. Kebangkitan kembali secara menyeluruh kepentingan politik praktis teori Neo-Klasik bermula dari jawaban bernada ortodoks/konservatif yang diajukan oleh teori ini untuk Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 12 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 menanggulangi krisis ekonomi yang tidak mampu diselesaikan oleh usulan-usulan kontradiktif teori Keynesian Clements, 1999 22. Di samping itu juga runtuhnya sistem ekonomi yang direndahkan secara terpusat di Uni Soviet dan negara-negara Eropa timur lainnya, secara dramatis menunjukkan kegagalan sistem ekonomi yang di dasarkan pada pengendalian oleh pemerintah secara terpusat Mangkusuwondo, 1987158. Maka tidak heran kalau kesalahan-kesalahan dilemparkan pada strategi sosialis mengenai pemerintahan yang besar dan rencana pembangunan menyeluruh yang dianutnya selama masa kurang lebih tiga dekade. Telah dikatakan bahwa bersandar pada investasi sektor publik dan kontrol untuk meningkatkan pertumbuhan telah menimbulkan bukan saja penyelewengan pada alokasi sumber-sumber, melainkan juga pada ketidakseimbangan makroekonomi dan eksternal. Hal ini telah merintangi realiasi inisiatif dan potensi investasi bagi sektor swasta. Antusiasme terhadap industri-ndustri berat yang padat modal dan berskala besar telah menimbulkan industrialisasi yang tidak efisien yang merugikan pembangunan pedesaan dan pertanian sebagaimana ditekankan oleh Michael Camdessus Ekonomi yang mengalami inflasi terus-menerus defisit anggaran yang tinggi, pembatasan perdagangan yang besar, salah menetapkan kurs, suku bunga yang tidak realistis, hutang eksternal yang besar, dan larinya modal tidak sehat yang terus-menerus adalah tidak dapat dan tidak tumbuh cepat dalam masa yang panjang Chapra, 1992 167. Implikasi Globalisasi Ekonomi Menurut teori perdagangan internasional, perdagangan antar Negara yang tanpa hambatan berpeluang memberi manfaat bagi masing-masing Negara melalui spesialisasi produksi komoditas yang diunggulkan oleh masing-masing Negara itu. Namun dalam kenyataannya tidaklah serta merta teori itu menciptakan kemakmuran bagi Negara-negara yang terlibat. Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif atau negatif, tergantung pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang maupun tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut. Secara umum, ada empat 4 wilayah yang pasti akan terpengaruh, yakni Ekspor. Dampak positifnya adalah ekspor atau pangsa pasar dunia dari suatu negara meningkat; sedangkan efek negatifnya adalah kebalikannya suatu negara kehilangan pangsa pasar dunianya yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume produksi dalam negeri dan pertumbuhan PDB serta meningkatkan jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. Dalam beberapa tahun belakangan ini ada kecenderungan bahwa peringkat Indonesia di pasar dunia untuk sejumlah produk tertentu yang selama ini diunggulkan Indonesia, baik barang-barang manufaktur seperti tekstil, pakaian jadi dan sepatu, maupun pertanian termasuk perkebunan seperti kopi, cokelat dan biji-bijian, terus menurun relatif dibandingkan misalnya Cina dan Vietnam. Ini tentu suatu pertanda buruk yang perlu segera ditanggapi serius oleh dunia usaha dan pemerintah Indonesia. Jika tidak, bukan suatu yang mustahil bahwa pada suatu saat di masa depan Indonesia akan Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 13 tersepak dari pasar dunia untuk produk-produk tersebut. 1. Impor. Dampak negatifnya adalah peningkatan impor yang apabila tidak dapat dibendung karena daya saing yang rendah dari produk-produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak mustahil pada suatu saat pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri. Dalam beberapa tahun belakangan ini ekspansi dari produk-produk Cina ke pasar domestik Indonesia, mulai dari kunci inggris, jam tangan tiruan hingga sepeda motor, semakin besar. Ekspansi dari barang-barang Cina tersebut tidak hanya ke pertokoan-pertokoan moderen tetapi juga sudah masuk ke pasar-pasar rakyat dipingir jalan. 2. Investasi. Liberalisasi pasar uang dunia yang membuat bebasnya arus modal antar negara juga sangat berpengaruh terhadap arus investasi neto ke Indonesia. Jika daya saing investasi Indonesia rendah, dalam arti iklim berinvestasi di dalam negeri tidak kondusif dibandingkan di negara-negara lain, maka bukan saja arus modal ke dalam negeri akan berkurang tetapi juga modal investasi domestik akan lari dari Indonesia yang pada aknirnya membuat saldo neraca modal di dalam neraca pembayaran Indonesia negatif. Pada gilirannya, kurangnya investasi juga berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan produksi dalam negeri dan ekspor. Seperti telah di bahas sebelumnya, sejak krisis ekonomi 1997/98, arus PMA ke Indonesia relatif berkurang dibandingkan ke negara-negara tetangga; bahkan di dalam kelompok ASEAN, Indonesia menjadi negara yang paling tidak menarik untuk PMA karena berbagai hal, mulai dari kondisi perburuan yang tidak lagi menarik investor asing, masalah keamanan dan kepastian hukum, hingga kurangnya insentif, terutama insentif fiskal bagi investasi-investasi baru. Sebaliknya, Vietnam, sebagai suatu contoh, menjadi sangat menarik bagi investor asing karena tidak hanya tenaga kerjanya sangat disiplin dan murah, juga pemerintah Vietnam memberikan tax holiday bagi investasi-investasi baru. Tenaga kerja. Dampak negatifnya adalah membanjirnya tenaga ahli dari luar, dan kalau kualitas SDM dalam negeri tidak segera ditingkatkan untuk dapat menyaingi kualitas SDM dari negara-negara lain, tidak mustahil pada suatu ketika pasar tenaga kerja atau peluang kesempatan kerja di dalam negeri sepenuhnya dikuasai oleh orang asing. Sementara itu, tenaga kerja Indonesia TKI semakin kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara lain di luar negeri. Juga tidak mustahil pada suatu ketika TKI tidak lagi diterima di Malaysia, Singapura atau Taiwan dan digantikan oleh tenaga kerja dari negara-negara lain seperti Filipina, India dan Vietnam yang memiliki keahlian lebih tinggi dan tingkat kedisiplinan serta etos kerja yang lebih baik dibandingkan TKI. Keempat implikasi tersebut secara bersamaan akan menciptakan suatu efek yang sangat besar dari globalisasi ekonomi dunia terhadap perekonomian dan kehidupan sosial di setiap negara yang ikut berpartisipasi di dalam prosesnya, termasuk Indonesia. Lebih banyak pihak yang berpendapat bahwa globalisasi ekonomi akan lebih merugikan daripada menguntungkan NSB. Seperti misalnya pendapat yang pesimis mengenai globalisasi dari Khor sebagai berikut Globalisasi adalah suatu proses yang sangat tidak adil dengan distribusi keuntungan maupun Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 14 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 kerugian yang juga tidak adil. Ketidakseimbangan ini tentu saja akan menyebabkan pengkutuban antara segelintir negara dan kelompok yang memperoleh keuntungan, dan negara-negara maupun kelompok yang kalah atau termajinalisasi. Dengan demikian, globalisasi, pengkutuban, pemusatan kesejahteraan dan marjinalisasi merupakan rentetan peristiwa menjadi saling terkait melalui proses yang sama. Dalam proses ini, sumber-sumber investasi, pertumbuhan dan teknologi moderen terpusat pada sebagian kecil terutama negara-negara Amerika Utara, Eropa, Jepang dan negara-negara industri baru NICs di Asia Timur. Majoritas NSB tidak tercakup dalam proses globalisasi atau ikut berpartisipasi namun dalam porsi yang sangat kecil dan acapkali berlawanan dengan kepentingannya, misalnya liberalisasi impor dapat menjadi ancaman bagi produsen-produsen domestik mereka dan liberalisasi moneter dapat menyebabkan instabilitas moneter dalam negeri Khor, 2002 18. Masih menurut Khor, Manfaat dan biaya liberalisasi perdagangan bagi NSB menimbulkan persoalan yang kian kontroversial. Pandangan kontroversial bahwa liberalisasi perdagangan merupakan sesuatu yang penting dan secara otomatif atau pada umumnya memiliki dampak-dampak positif bagi pembangunan dipertanyakan kembali secara empiris maupun analitis. Kini saatnya meneliti sejarahnya dan merumuskan berbagai pendekatan yang tepat bagi kebijakan perdagangan di NSB Khor, 2002 32. Dengan demikian, Khor berpendapat bahwa globalisasi ekonomi mempengaruhi berbagai kelompok negara secara berbeda. Secara umum, menurutnya, dampak dari proses ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga grup negara. Grup pertama adalah sejumlah kecil negara yang mempelopori atau yang terlibat secara penuh dalam proses ini mengalami pertumbuhan dan perluasan kegiatan ekonomi yang pesat, yang pada umumnya adalah negara-negara maju. Grup kedua adalah negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sedang dan fluktuatif, yakni negara-negara yang berusaha menyesuaikan diri dengan kerangka globalisasi ekonomi atau liberalisasi perdagangan dan investasi. Misalnya negara-negara dari kelompok NSB yang tingkat pembangunan/kemajuan industrinnya sudah mendekati tingkat dari negara-negara industri maju, seperti NICs. Grup ketiga adalah negara-negara yang termarjinalisasikan atau yang sangat dirugikan karena ketidakmampuan mengatasi tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut dan persoalan-persoalan pelik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan globalisasi ekonomi seperti harga-harga komoditas primer yang rendah dan fluktuatif serta hutang luar negeri. Grup ini didominasi oleh NSB terutama di Afrika, Asia Selatan terkecuali India dan beberapa negara di Amerika Latin tidak termasuk negara-negara yang cukup berhasil seperti Brazil, Argentina, Chile dan Meksiko. Perkiraan bahwa sebagian besar dari NSB, terutama di tiga wilayah tersebut di atas termarjinalisasikan dalam proses globalisasi ekonomi bukan sesuatu tanpa alasan kuat. Data deret waktu dari UNCTAD menunjukkan bahwa dalam empat 4 dekade terakhir, Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 15 pangsa NSB di dalam ekspor dunia menurun secara konstan dari 3,06% pada tahun 1954 ke 0,42% pada tahun 1998. Laju penurunannya lebih dalam periode 1960-an dan 1970-an Data UNCTAD tidak hanya membedakan antara negara-negara maju developed countries dengan NSB, tetapi di dalam kelompok NSB itu sendiri dibedakan antara yang sudah maju developing countries seperti NICs, Thailand, Malaysia, Indonesia, India, Cina, Pakistan, Israel di Asia dan Brasil, Argentina, Chile dan Meksiko di Amerika Latin, dan negara-negara yang terbelakang dalam tingkat pembangunan/industrialisasinya least developed countries yang didominasi terutama oleh negara-negara miskin di Afrika dan Asia Selatan. NSB dari katetori least developed countries paling kecil pangsa pasar dunianya, dan dalam 4 dekade terakhir ini menunjukkan suatu tren yang menurun yang mengindikasikan bahwa kelompok ini semakin termarjinalisasikan. Sudah banyak laporan mengenai ketidakmerataan pendapatan antar negara yang dikaitkan dengan proses globalisasi ekonomi. Diantaranya adalah laporan pembangunan dan perdagangan dari UNCTAD tahun 1997. Di dalam laporan tersebut ditunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan antara NSB, khususnya dari kategori least developed countries, yang sering disebut negara-negara Selatan dengan negara-negara maju, atau negara-negara Utara terutama negara-negara industri yang tergabung dalam kelompok G-7, yakni AS, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, Inggris, dan Jepang meningkat secara signifikan sejak awal tahun 1980-an. Pada tahun 1965 rata-rata pendapatan per kapita dari negara-negara G-7 tersebut mencapai 20 kali lebih tinggi dari tujuh 7 negara termiskin di dunia; dan pada pertengahan dekade 90-an perbandingannya meningkat menjadi 39 kalinya. Menurut laporan tersebut, ketimpangan itu berakar pada seperangkat kekuatan yang ditimbulkan oleh pesatnya liberalisasi perdagangan dunia yang akhirnya mengarah pada semakin besarnya ketimpangan pendapatan karena hanya negara-negara yang lebih kuat atau lebih siap yang menikmati keuntungan dari era tersebut, sedangkan NSB yang pada umumnya masih sangat lemah dalam segala bidang terutama pendidikan dan teknologi adalah pihak yang dirugikan. Di dalam laporan UNCTAD tahun 1999 dikatakan bahwa liberalisasi perdagangan dunia menyebabkan peningkatan yang tajam dalam impor NSB yang tidak diimbangi oleh peningkatan ekspor mereka dalam laju yang sama. Struktur dari pertumbuhan perdagangan luar negeri ini tidak saja membuat banyak NSB mengalami defisit yang besar dari saldo transaksi berjalan mereka, tetapi juga membuat tingkat ketergantungan NSB terhadap impor dari negara-negara Utara semakin tinggi. Terkecuali beberapa negara seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura yang pertumbuhan ekspornya rata-rata per tahun tinggi. Gambaran yang sama juga dijumpai oleh Nayyar 1997 dari penelitiannya mengenai fenomena pembangunan yang tidak adil antara NSB dan negara-negara maju yang disebabkan oleh globalisasi ekonomi dunia. Menurut hasil studinya, keuntungan-keuntungan dari liberalisasi perdagangan menumpuk hanya di sebagian kecil NSB, yakni dari kategori developing countries.. Hanya terdapat sebelas 11 NSB yang menjadi bagian Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 16 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 integral dari globalisasi ekonomi di akhir abad ke-20. Negara-negara tersebut mencakup sekitar 60% dari total ekspor NSB di awal 1990-an, yang meningkat sekitar 100% dari 30% selama 1970-an; dan sekitar 66% dari PMA yang mengalir ke NSB pada tahun 1981-1991 Nayyar, 1997. Menurutnya, kelemahan dari NSB berakar dari sejumlah faktor. Posisi NSB secara ekonomi lemah untuk memulai integrasi dengan pasar dunia karena rendahnya kapasitas ekonomi dalam negeri dan infrastruktur sosial yang belum berkembang baik sebagai warisan masa penjajahan. Negara-negara tersebut yang sangat tergantung pada ekspor komoditi-komoditi primer semakin diperlemah oleh harga dunia dari komoditi-komoditi tersebut yang rendah dan berfluktuatif serta dasar tukar perdagangan ToT dari ekspor mereka yang terus menurun yang membuat negara-negara tersebut kekurangan devisa yang berbuntut pada krisis utang luar negeri. Perkembangan dari rasio antara indeks harga dari komoditi-komoditi primer terdiri dari bahan-bahan makanan, bahan-bahan baku pertanian, karet, minyak dari tumbuh-tumbuhan termasuk dari kelapa sawit, rami, biji tambang dan logam terhadap indeks harga dari produk-produk manufaktur ToT menunjukkan suatu tren yang menurun sejak awal 1970-an hingga akhir 1990-an. Selain itu, Nayyar berpendapat bahwa kelemahan NSB juga dikarenakan lemahnya daya tawar dan kemampuan negosiasi mereka dalam hubungan internasional. Dengan jumlah utang luar negeri yang besar, dan tingginya ketergantungan mereka pada bantuan donor bilateral dan organisasi-organisasi dunia pemberi pinjaman multilateral seperti Bank Dunia dan IMF, ditambah lagi dengan ketergantungan impor yang juga tinggi, NSB kehilangan kemampuan untuk bernegosiasi. Akhirnya, NSB hanya bisa menerima apa saja yang dituntut oleh negara-negara maju yang berkaitan dengan tata cara perdagangan internasional seperti penghapusan tarif impor dan subsidi ekspor terhadap komoditi-komoditi pertanian, yang bagi sebagian NSB masih merupakan komoditi-komoditi „sensitif‟. Islam dan Globalisasi Ekonomi Globalisasi Dalam Perspektif Islam Dalam Islam globalisasi bukanlah hal baru. Pada zaman Rasulullah saw, globalisasi sudah terjadi, saat itu sudah menjadi hal yang biasa ketika Nabi maupun para sahabat melakukan perniagaan ke luar negeri seperti ke Mesir, Syam Siria, Irak, Yunani, Turki, dan Spanyol. Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat-ayat yang relevan dengan tema globalisasi, diantaranya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Al-Hujurat 4913. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 17 Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan Al-Qasas 2877 Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui As-Saba’ 3428. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan Al Quran kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, Al-Furqan 25 1. Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Islam telah mengajarkan bagaimana memaknai dan menghadapi globalisasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan terciptanya manusia dengan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, dengan tujuan utama yaitu untuk saling mengenal. Kemudian, Islam mengajarkan untuk mencari kebahagiaan di dunia, yang menunjukkan peran manusia secara global dan jangan sampai merusak dunia tempat manusia hidup dan tinggal. Terakhir, Islam merupakan agama yang universal untuk seluruh umat manusia dan seluruh alam. Adapun diantara hadis Nabi yang relevan dengan globalisasi adalah “…tidak ada kelebihan bagi seorang arab atas non-arab ajam dan bagi orang non-arab atas orang arab dan yang berkulit merah atas yang berkulit hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya..” HR. Ahmad. Hadist diatas mengandung arti bahwa globalisasi dalam Islam tidak mengenal diskriminasi, karena dalam Islam tidak ada kelebihan suatu suku bangsa atas suku bangsa lainnya. Sehingga dalam berinteraksi secara global, khususnya dalam interaksi perdagangan internasional, Islam menganjurkan untuk tidak diskriminatif. Globalisasi Ekonomi Yang Berkeadilan Globalisasi ekonomi harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang tepat. Tanpa pendekatan yang tepat maka globalisasi ekonomi hanya akan menimbulkan banyak permasalahan yang cenderung merugikan, terutama bagi Negara-negara yang sedang berkembang. Pendekatan yang digunakan harus berbasis pada keadilan serta kesetaraan dalam interaksi antar manusia. Keadilan adalah tujuan dan misi utama kenabian, yaitu; mengajak manusia untuk menyembah Allah, sekaligus memberantas kemusyrikan, dan menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakat, sekaligus memberantas kedlaliman Al-Hadid25. Dalam al-Qur‟an Allah dikatakan Maha Adil, dan bahwa dia menegakan keadilan atas dasar bahwa keadilan adalah sifat positif yang dimilikinya Ali Imran14. Ayat tersebut dengan jelas menegaskan bahwa Allah menyuruh berbuat adil atau bahwa Dia adalah Pelaku keadilan. Pernyataan ini merupakan persoalan asasi yang diatasnya agama-agama samawi membangun hubungan manusia dengan Allah. Kemudian, perintah Tuhan untuk mendirikan keadilan yang didasarkan atas kualitas monoteistik prinsip keesaan Tuhan yang sesuai dengan ajaran Islam tauhid. Penegakan keadilan adalah merupakan manifestasi perbuatan yang paling mendekati taqwa atau keinsyafan Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 18 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 ketuhanan dalam diri manusia Al-Maidah 8. Konsep keadilan yang menetapkan kesamaan derajat manusia yang dilandaskan atas kualitas ketaqwaan dapat memupuk persaudaraan kemanusiaan yang sangat kuat. Persaudaraan kemanusiaan, mewujudkan saling mengasihi manusia, perasaan cinta kebaikan, yaitu taqwa kepada Allah, melaksanakan hukum-hukumnya dan menjauhi larangannya, mendukung pertumbuhan secara menyeluruh bagi kemanusiaan. Disinilah pentingnya keadilan dalam kontek globalisasi ekonomi, dimana aktivitas ekonomi dilaksanakan dengan adil antar sesama walaupun berbeda-beda bangsa, agama dan tingkat sosialnya. Dalam pandangan al-Qur‟an perbedaan sesama manusia adalah suatu hal yang alami, juga sekaligus mengandung banyak manfaat. Sekalipun demikian manusia tetap tergolong ke dalam umat yang satu. Agama berfungsi untuk mengingatkan akan kesamaanya, sebagai landasan persahabatan, persaudaraan, dan tolong menolong dalam mewujudkan keadilan sosial Qutb, 1994 37. Sebaliknya ketidakadilan akan melemahkan solidaritas, meningkatkan konflik dan ketegangan, serta memperburuk permasalahan manusia. Selain keadilan, yang perlu diterapkan dalam globalisasi ekonomi adalah pendekatan multidisiplin. Hal ini karena kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari satu komponen yang terpisah dengan lainnya, melainkan seluruh aspek kehidupan manusia, moral, intelektual, sosial, sejarah, demografis, dan politik tersambung erat satu sama lainnya. Aspek-aspek tersebut mempengaruhi satu sama lain, sehingga tidak membahas masalah ekonomi tanpa memasukkan aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Walaupun, mungkin dapat diasumsikan beberapa variabel dari hasil analisis singkat, namun sangat tidak realistis untuk mengacuhkan aspek-aspek lainnya secara keseluruhan. Karena itu membahas globalisasi ekonomi juga harus mempertimbangkan multi variabel yang dapat mempengaruhinya. Berikut beberapa variabel yang harus dibangun untuk mewujudkan globalisasi ekonomi yang adil Membangun Pondasi Keyakinan yang Kuat Aqidah. Suatu aktivitas harus dilandasi oleh dasar keyakinan yang kuat. Dalam Islam semua kegiatan baik ibadah maupun muamalah harus bertolak dari aqidah yang benar dan kuat. Aqidah yang kuat tersebut adalah Tauhid yang dalam konsep ketuhanan berarti mengesakan Allah Swt. Konsepsi ini menuntut adanya kepatuhan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan tanpa syarat. Dalam konsepsi ini, eksistensi manusia dipersatukan dalam ketaatan kepada Allah, yang akan berimplikasi pada aktivitas ekonomi yang tidak ada diskriminasi. Semua manusia sama, wajib dihormati dan diberikan hak-haknya. Membangun Kekuatan Ilmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak hanya dipahami sebagai hasil statis kegiatan ilmu pengetahuan berupa hukum dan teori ilmiah. Ilmu pengetahuan adalah juga sebuah proses, sebuah kegiatan dan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh sesorang. Sehingga dalam ilmu pengetahuan, sering muncul sikap kritis yang ingin meragukan terus kebenaran yang telah ditemukan Keraf dan Dua, 2001. Ketika dunia global sudah dimulai maka Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 19 semuanya harus mengikutinya sesuai dengan standard yang berlaku. Untuk itu diperlukan kemampuan dan keahlian tertentu agar dapat turut memberikan kontribusi sesuai dengan keahliannya. a. Membangun Kekuatan Ukhuwah dan Sinergi. Ukhuwah melahirkan kerukunan hidup dan kesetiakawanan sosial. Ukhuwah antar umat Islam tak akan berwujud tanpa silaturahim. Komunitas Muslim tidak akan diperhitungkan keberadaannya jika tidak memelihara dan membangun jaringan silaturahim Chirzin, 2007. Lebih lanjut Chirzin 2007 menjelaskan lima dimensi dalam ukhuwah, yakni persaudaraan sesama manusia ukhuwah insaniyah; persaudaraan nasab dan perkawinan/semenda ukhuwah nasabiyah shihriyah; persaudaraan suku dan bangsa ukhuwah sya'biyah wathaniyah; persaudaraan sesama pemeluk agama ukhuwah diniyah’, persaudaraan seiman-seagama ukhuwah imaniyah. b. Membangun Kekuatan Pendidikan dan Budaya. Pendidikan merupakan hak setiap individu dan budaya merupakan sesuatu yang diciptakan manusia melalui berbagai upaya yang dilakukan dalam pendidikan. Menurut Feisal 1995, pendidikan adalah salah satu unsur dari aspek sosial-budaya yang berperan sangat strategis dalam pembinaan suatu keluarga, masyarakat, atau bangsa. Kestrategisan peran ini pada intinya merupakan suatu ikhtiar yang dilaksanakan secara sadar, sistematis, terarah dan terpadu untuk memanusiakan peserta didik serta menjadikan mereka khalifah di muka bumi. c. Menegakkan Keadilan. Hal ini penting karena keadilan menjadi suatu titik tolak dalam membangun kesejahteraan hidup. Dari sini akan muncul kedinamisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menanamkan Tanggung Jawab. Dalam prinsip ekonomi Islam, setiap pelaku ekonomi harus bertanggung jawab, baik dari sisi ekses akibat ataupun aktivitasnya kepada diri sendiri dan masyarakat ataupun bangsa. Demikian juga tidak diperbolehkan terjadi kerusakan ekologi sebagai akibat manfaat teknologi yang berlebihan. Prinsip ini muncul dalam rangka melakukan kritik dan solusi atas banyaknya kekurangan yang terdapat dalam ekonomi kapitalis. Membangun kepribadian yang jujur Shiddiq. Shiddiq adalah benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam melakukan berbagai macam transaksi bisnis. Larangan berdusta, menipu, mengurangi takaran timbangan dan mempermainkan kualitas jelas akan merusak perekonomian dan menyebabkan banyak kerugian. Dalam ekonomi Islam kerugian tidak hanya secara material di dunia saja, tetapi juga kerugian di akhirat dimana semuanya akan diperhitungkan di hadapan Tuhan. Menumbuhkan Kecerdasan Fathanah yang dapat melahirkan sikap kreatif, berani, dan percaya diri. Seorang yang fathanah mampu mencari dan menemukan peluang-peluang bisnis yang baru, prospektif dan berwawasan masa depan, namun tidak mengabaikan prinsip kekinian. Hal ini hanya mungkin dapat dilakukan bila seorang pebisnis memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk berbuat sekaligus siap menanggung berbagai macam resiko. Sifat ketiga hal ini merupakan paduan antara amanah dan fathanah yang sering diterjemahkan dalam nilai-nilai bisnis dan manajemen yang bertanggung jawab, transparan, tepat waktu, memiliki Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 20 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 manajemen bervisi, manajer dan pemimpin yang cerdas, sadar produk dan jasa serta belajar secara berkelanjutan. d. Membangun Kemampuan Komunikasi Tabligh. Kemampuan komunikasi menjadi keniscayaan di dunia bisnis. Apalagi jika harus bekerja dengan banyak mitra usaha. Istilah ini juga diterjemahkan dalam bahasa manajemen sebagai supel, cerdas, dekripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap, koordinasi, dan supervise. e. Membangun Sikap Konsisten Istiqamah. Hanya dengan konsistensi sebuah pekerjaan besar dapat diselesaikan. Begitu juga bisnis-bisnis besar, akan dapat dilaksanakan dengan sukses jika dilakukan secara konsisten istiqamah. Tidak hanya untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi juga untuk membuka peluang-peluang bisnis yang prospektif dan menguntungkan. f. Menghapuskan Riba dan Menjadikan Uang Sebagaimana Fungsinya. Dalam ekonomi Islam, fungsi uang adalah sebagai alat tukar, penyimpan kekayaan dan penilai barang dan jasa. Oleh karena itu uang tidak boleh dijadikan media untuk memperoleh riba. Islam mengharamkan menimbun uang maupun barang At-Taubah 34-35 dan mengharammkan riba Al-Baqarah 278 karena itu akan membuat peredaran uang/barang macet tertahan. Uang adalah barang publik, sedangkan capital adalah barang pribadi. Money adalah milik masyarakat, karenanya penimbunan dan dibiarkan tidak prroduktif berarti mengurangi jumlah uang yang beredar. Bila diibaratkan dengan darah, perekonomian akan kekurangan darah alias kelesuan ekonomi alias stagnansi. Hal seperti ini juga berlaku pada barang. Jika dilakukan penimbunan barang, maka persediaan barang penawaran di pasar lebih sedikit dari jumlah permintaan yang nantinya akan berdampak pada kenaikan harga yang tajam. . Bagi yaang tidak dapat memproduktifkan capital-nya, Islam menganjurkan untuk melakukan musyarakah atau mudharabah. Islam sangat menganjurkan qard, yaitu meminjamkan capital-nya tanpa imbalaan apapun pinjam 10 juta, kembalikan 10 juta. Secara mikro, qard tidak memberikan manfaat langsung baagi oraang yang meminjamkan, namun secara makro qard akan memberikan manfaat tidak langsung bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan diberikannya qard, velocity of money bertambah cepat. Bila ingin lebih jauh lagi, Islam menganjurkan sedekah yang dampaknya kurang lebih sama dengan qard. Menghidupkan Ekonomi Sektor Riil. Ekonomi sector riil adalah penggerak utama ekonomi. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa saat ini telah terjadi ketidakseimbangan antara sektor riil dan sektor keuangan financial, hal inilah yang mengakibatkan terjadinya berbagai krisis di dunia saat ini. Sektor riil inilah yang menjadi “ruh” dari sistem ekonomi Islam, karena melalui sector riil, distribusi kesejahteraan berjalan sesuai dengan spirit keadilan. Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi… Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam 21 PENUTUP Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses aktivitas ekonomi dan perdagangan, dimana berbagai negara di seluruh dunia menjadi kekuatan pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan teritorial negara. Globalisasi perekonomian ini berarti adanya keharusan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus barang, jasa serta modal. Menurut teori perdagangan internasional, perdagangan antar Negara yang tanpa hambatan berpeluang memberi manfaat bagi masing-masing Negara melalui spesialisasi produksi komoditas yang diunggulkan oleh masing-masing Negara itu. Namun dalam kenyataannya tidaklah serta merta teori itu menciptakan kemakmuran bagi Negara-negara yang terlibat. Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif atau negatif, tergantung pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang maupun tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut. Bagi Negara-negara berkembang yang belum siap menghadapi globalisasi bisa menghambat pertumbuhan di sektor industri. Globalisasi ekonomi menyebabkan negara-negara berkembang tidak bisa lagi memakai tarif tinggi untuk memproteksi industri yang baru berkembang infant industry. Sehingga, perdagangan luar negeri yang cukup bebas menimbulkan hambatan bagi negara berkembang dalam memajukan sektor industry. Selain itu, semakin meningkatnya ketergantungan pada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional. Selain itu globalisasi juga dapat memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi ekonomi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak akan berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk neraca pembayaran. Efek buruk lain terhadap neraca pembayaran yakni pembayaran neto pendapatan untuk faktor produksi dari luar negeri cenderung mengakibatkan defisit. Bertambah banyaknya investasi asing menyebabkan arus pembayaran keuntungan pendapatan dari investasi ke luar negeri akan makin meningkat. Negara-negara maju yang sekarang mengusung liberalisasi ekonomi sebenarnya pada awalnya juga lebih memilih memakai ekonomi merkantilis dan proteksionis daripada pasar bebas. Untuk itu NSB yang masih dalam tahap-tahap awal perkembangan dan pertumbuhan seharusnya tidak secara total menerapkan pasar bebas. Masih perlu menerapkan ekonomi yang proteksionis dan kerakyatan. Jika globalisasi ekonomi harus dilakukan, maka harus dilandasi dengan keadilan dan kesetaraan dalam interaksi antar manusia. Selain keadilan, yang perlu diterapkan dalam globalisasi ekonomi adalah pendekatan multidisiplin. Hal ini karena kehidupan manusia tidak hanya terdiri dari satu komponen yang terpisah dengan lainnya, melainkan seluruh aspek kehidupan manusia, moral, spiritual, intelektual, sosial, sejarah, demografis, dan politik tersambung erat satu sama lainnya Akhmad Nur Zaroni, Globalisasi Ekonomi … 22 AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015 DAFTAR PUSTAKA Arif, Sritua. 1998. Teori dan Kebijaksanaan Pembangunan, CIDES . Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta STIE YKPN. Chapra, M. Umer. 1992. Islam and The Economic Challenge , Leicester, UK., The Islamic Foundation. Clements, Kevin P. 1999. Teori Pembangunan dari Kiri ke Kanan, terj. Endi Haryono, Yogyakarta Pustaka Pelajar. Friedman, M. 1970. Foreign Economic Aid Means and Objective, dalam T Baghwati dan R. Eckans Ed, Foreign Aid, London Penguin. George, Susan. 2000. “A Short History of Neoliberalism”, dalam Walden Bello, Nicola Bullard, Kamal Malhotra ed., Global Finance New Thinking on Regulating Speculative Capital Markets, Zed Books. Khor, Martin. 2002. “Globalisasi Perangkap Negara-Negara Selatan”, Seri Kajian Global, Yogyakarta Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Mangkusuwondo, Suhadi. 1987. “Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro Perspektif Indonesia”, dalam Hendra Esmara ed, Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan, Jakarta Gramedia. Martinez, Elizabeth, dan Arnoldo Garcia. 1998. ”What is Neo-Liberalism?”, Third World Resurgence No. 99/1998. Nayyar, D. 1997. Globalization The Past in Our Future, Penang, Malaysia, Third World Network. Qutb, Sayyid. 1994. Keadilan Sosial dalam Islam, alih bahasa Afif Muhamad, Bandung Pustaka. Sugiono, Muhadi. 1999. Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga, terj. Cholish, Yogyakarta Pustaka Pelajar. T. Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi, Bagian Makro, Yogyakarta Kanisius. Todaro, MP. 1977. Economic for Developing World, London Longman. Wahid, Hasyim, dkk. 1999. Telikungan Kapitalisme Global dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia, Yogyakarta LKiS. Wheelwright, Ted. 1998. “How Neo-Liberal Ideology Triumphed”, Third World Resurgence, No. 99/1998. ... Globalization economy is an activation process of trade and finance in various countries around the world that become market forces and increasingly integrated without obstacles or country boundaries each other, [21]. Globalization economy could increase freedom economics and show depreciation distance in openness mutual trade profitable, increasing cross-source power between countries, [22]. ...Heru WahyudiQurrota Ayu NindienMarselina MarselinaWidia Anggi PalupiGlobalization is one of the keys related to the success of the country's economy. This study aims to find out how globalization affects economic growth. The globalization index used in this study includes economic globalization, political globalization, and social globalization. The object of this study was 10 ASEAN countries from 2013 to 2019. The method used in this study was Ordinary Least Squares OLS using the EViews 10 application. The research procedure goes through several stages, including classical assumption testing consisting of normality tests, multicollinearity detection, heteroskedasticity tests, and autocorrelation tests. Furthermore, testing for the best model selection is carried out, and hypothesis testing is carried out. The results of this study show that globalization can improve the economies of 10 ASEAN countries. This can be seen in economic, political, and social globalization, both partially and simultaneously having a significant positive effect on economic growth. Finally, this study provides policy recommendations for ASEAN countries related to globalization and economic development.... high from year to year, so that the potential for graduates of education programs to be unaccommodated in employment every year always increases and never decreases. And in the end, people will significantly lose confidence in the existence of economic institutions if the unemployment problem continues like this in the coming year Zaroni, 2015. ...Lenny YanthianiThe Open Unemployment Rate TPT is an indicator that can be used to measure the level of supply of labor that is not used or not absorbed by the labor market. However, compared to conditions a year ago, TPT decreased by percent from to The phenomenon of unemployment is still an interesting problem to study and study in accordance with economic developments in society. By using qualitative research methods with a deductive thinking approach. This research shows that unemployment occurs because, among other things, the number of jobs available is smaller than the number of job seekers. Also, the competence of job seekers is not in line with the job market. In addition, there is also a lack of effective job market information for job seekers.... Global economic developments and intensive markets present complex challenges for livestock and service businesses. In addition, there are demands for new products at an affordable time, place, and price Zaroni, 2015. The supply chain of a commodity is closely related to the price. ...... In the economy, globalisation phenomena generally can be seen from the rapid growth of economic activities across countries conducted in various forms. There are two forms of economic activities that are considered increasingly global, namely international capital flows and trade flows Zaroni, 2015. Therefore, globalisation, world investment, as well as international trade are taking place simultaneously. ...Ghina Salsabila Indra KusumawardhanaChina is experiencing a fast and dynamic phase of economic development driven by its fast pace of industrialisation. The vast energy demand has pushed China to import energy from other countries with plentiful natural resources. To this aim, China conducts economic diplomacy worldwide, including Angola, a country with plentiful natural resources in Africa. The main concern of this research is China's economic diplomacy which is considered as a form of neocolonialism in this globalisation era. Therefore, the research question of this research is why China's economic diplomacy towards Angola constitutes neocolonialisation. To this aim, this study utilises the Neocolonialism theory in dissecting China's Economic Diplomacy against Angola. This study uses qualitative method with a case study approach using secondary data. Thus, the basis for this research is the author's interpretation. This research concludes that China's economic diplomacy towards Angola constitutes neocolonialisation since the economic means that China exerts on Angola enables China to indirectly control Angola's politics, economy and natural resources, which in turn leads to Angola's dependence on China.... Di dalam Pasal 33 ayat 1 Undang Undang Dasar 1945 menegaskan, yaitu perekonomian di susun sebagai usaha bersama mutualism sesuai dengan asas kekeluargaan brotherhood dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan Makmur Swasono, 2008. Perekonomian dunia yang berkembang dengan pesat tentuya menuntut Negara-negara berkembang untuk mencari alternatif lain selain bantuan pinjaman luar negeri yang selama ini menopang pembangunan mereka McArthur & Werker, 2016;Zaroni, 2015. ... Try Ananto Djoko Wicaksonop>Penelitian ini membahasa tentang perbandingan hukum Penanaman Modal asing di Indonesia dan Vietnam. Pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana ketentuan hukum yang terkait dengan penanaman modal di Vietnam dirasakan lebih mendukung bagi penanam modal asing daripada ketentuan hukum di Indonesia. Dengan menggunakan teori perbandingan hukum akan ditemukan persamaan dan perbedaan hukum penanaman modal asing di Indonesia dan Vietnam. Objek yang diteliti mengacu pada struktur sistem hukum yang befokus pada ketentuan hukum yang berlaku. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan dengan cara pendekatan perbandingan hukum mikro. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan data sekunder dengan teknik analisis data yang bersifat kualitatif. Penelitian ini menemukan bahwa Undang-Undang Penanaman Modal Tahun 2007 UUPM Indonesia dan UU Penanaman Modal Vietnam mempunyai persamaan sebagai peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlindungan hukum terhadap investor asing serta untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya terhadap kemakmuran rakyat. Yang membedakan diantar kedua Undang-Undang tersebut adalah lingkup aplikasi, badan usaha dan kedudukan, pengaturan tenaga kerja, bidang usaha investasi dan institusi penanaman modal. Dengan perbandingan tersebut dapat disarankan Indonesia dapat mengupayakan untuk pembaharuan hukum penanaman modal agar menciptakan sistem yang lebih terintergrasi, mempermudah perizinan dan menjalankan bisnis untuk para perusahaan asing yang ingin melakukan penanaman modal asing langsung. Kata kunci Hukum Investasi; Investasi Asing; Perbandingan Hukum; Vietnam
JURNALILMIAH Disusun oleh : Panji Sudono Bekti 155020101111057 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Philippines, Vietnam, Cambodia). Model yang paling tepat digunakan dalam globalisasi menjadi tiga jenis yaitu globalisasi ekonomi, sosial dan politik. Globalisasi ekonomi merujuk pada keterbukaan perdagangan dan jasa, aliran investasi dan
Globalisasi Ekonomi yang Terjadi dalam 10 Tahun Terakhir Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar istilah globalisasi ekonomi? Perubahan besar-besaran pada sektor ekonomi? Atau sektor ekonomi negara yang go international? Ternyata pengertiannya tidak sesederhana itu. Untuk lebih lengkapnya, mari simak penjelasan berikut ini. Istilah globalisasi seringkali terdengar sebagai penyebutan sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan zaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI globalisasi adalah proses masuknya individu, kelompok, atau negara dalam ruang lingkup dunia. Artinya, globalisasi membentuk hubungan antar manusia atau bangsa di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, dan budaya. Hubungan ini terus berjalan baik sehingga mampu melintasi batas-batas suatu negara. Istilah globalisasi seringkali tertukar dengan istilah internasionalisasi, hal ini karena keduanya memiliki karakteristik yang mirip. Globalisasi yang terjadi di bidang ekonomi ini tentu berpengaruh pada perdagangan antara beberapa negara yang sifatnya bebas. Kesuksesan globalisasi ekonomi tidak bisa dilepaskan dari peran teknologi. Teknologi mampu mengintegrasi tradisi perdagangan tradisional menjadi bentuk yang lebih sempurna, universal, serta mampu menghilangkan batas ruang dan waktu. Globalisasi ekonomi erat kaitannya dengan kebebasan di dunia perdagangan yang berusaha menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan internasional. Alasannya adalah globalisasi ini memang hanya memandang dunia sebagai suatu kesatuan. Hambatan-hambatan tersebut biasanya berbentuk tarif ekspor atau impor yang terlalu tinggi sehingga membuat harga barang tidak kompetitif. Selain itu termasuk juga hambatan berupa politik dagang yang diberlakukan suatu negara untuk melindungi produksi dalam negeri. Jadi secara umum, arti globalisasi ekonomi adalah proses masuknya ilmu ekonomi ke ruang lingkup dunia tanpa adanya batasan antar negara atau wilayah. Ilmu ekonomi yang dimaksud adalah yang mencakup proses produksi, distribusi dan konsumsi. Sejarah dan Perkembangan Globalisasi Ekonomi Globalisasi ekonomi adalah salah satu bentuk inovasi yang tidak terbatas yang terjadi pada sektor perdagangan internasional. Meskipun awalnya perdagangan internasional sudah terjadi lebih dulu selama ribuan tahun. Namun dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Saat ini, inovasi tidak hanya terbatas pada sektor teknologi canggih, lebih jauh lagi inovasi sudah menjadi fenomena global yang mempengaruhi hampir semua sektor kehidupan. Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir, globalisasi di bidang ekonomi telah mengalami pertumbuhan sangat pesat. Globalisasi telah membuat lalu lintas perdagangan barang dan jasa pada lintas negara menjadi lebih terbuka. Hal ini terjadi karena biaya transportasi dan komunikasi menjadi lebih rendah. Penyebabnya adalah berkurangnya hambatan dalam berbagai aspek, seperti pergerakan barang, jasa, tenaga kerja, modal, dan ilmu pengetahuan. Secara teoritis, globalisasi perdagangan akan meningkatkan jumlah perdagangan antar negara dengan meningkatnya spesialisasi dan efisiensi. Hal ini karena negara yang mempunyai keunggulan daya saing produknya akan terus meningkatkan produksi dan daya saingnya. Di sisi lain, globalisasi juga telah berperan dalam mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kehidupan sosial-ekonomi pada banyak negara di dunia. Dalam berbagai literatur, terdapat dua pandangan berbeda mengenai dampak positif dan negatif globalisasi perdagangan terhadap tingkat kesejahteraan suatu negara. Peningkatan penggunaan kecepatan data dalam internet merupakan inti dari globalisasi dan ekonomi digital dalam menghubungkan seluruh moda dunia. Saat ini penggunaannya telah tumbuh 45 kali lebih besar sejak tahun 2005. Beberapa ahli memperkirakan bahwa fenomena ini akan meningkat sembilan kali dalam lima tahun ke depan. Kondisi ini tentu diiringi dengan meningkatnya jumlah pengguna arus informasi, penelusuran searching, komunikasi, video, transaksi, dan lalu lintas intracompany. Meski globalisasi ekonomi sudah meluas sejak munculnya perdagangan antar negara, pertumbuhannya naik drastis dalam kurun 20–30 tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah berkat kerangka kerja General Agreement on Tariffs and Trade dan Organisasi Perdagangan Dunia. Semua negara pun perlahan menghapus hambatan perdagangan dan membuka akun lancar dan akun modalnya. Strategi Indonesia Menghadapi Globalisasi Ekonomi Beberapa perusahaan menganggap persaingan di era globalisasi adalah tantangan yang bisa dijadikan peluang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia memiliki potensi tinggi bersaing di era ini terutama dalam jumlah penduduk yang besar dengan sejumlah skill yang dimiliki. Terbukti dengan pengguna internet yang terus meningkat, termasuk sumber daya yang melimpah, sangat berpotensi untuk memenangkan persaingan. Namun demikian masih ada beberapa potensi yang menjadi penghambat untuk bersaing di era ini. Salah satunya belum tersedia infrastruktur digital yang memadai. Dan masih adanya perbedaan pemanfaatan dan penguasaan teknologi di berbagai daerah termasuk kota dan desa. Serta adanya peraturan yang khusus mengatur ekonomi digital. Berdasarkan analisa Faisal Basri berjudul Peta Perekonomian Indonesia Memasuki Era Digital yang dikutip dari tulisan Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Setidaknya ada top 7 skill yang harus dipersiapkan oleh SDM di Indonesia menyongsong persaingan globalisasi ekonomi Complex Problem Solving Ketika sebuah negara mampu menghasilkan inovasi melalui pemanfaatan teknologi, bisa dikatakan bahwa telah mendukung globalisasi ekonomi. Teknologi juga dimanfaatkan untuk membuat prediksi di lingkungan yang kompleks dengan cara melakukan penelitian dan kajian dari pengetahuan tertentu. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan masuknya globalisasi, akan semakin banyak masalah yang akan dihadapi. Namun dengan adanya inovasi serta sistem operasi produk barang dan jasa yang kompleks, maka akan selalu ada solusi dari setiap permasalahan. Critical Thinking Tingkat pendapatan global dapat berdampak nyata bagi kualitas hidup populasi masyarakat dunia. Hal ini karena teknologi menghasilkan harga murah dengan keuntungan jangka panjang dalam efisiensi dan produktivitas. Dengan teknologi, biaya transportasi dan komunikasi akan menurun, logistik dan rantai pasokan global lebih efektif, dan biaya perdagangan akan berkurang. Semua ini akan membuka pasar baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut adalah contoh pemikiran kritis dari sebuah proses intelektualitas aktif dan terampil sebagai panduan untuk keyakinan dalam tindakan. Secara umum, ini didasarkan pada nilai intelektual universal. Creativity Teknologi mengakibatkan permintaan akan pekerja terampil meningkat sementara permintaan pekerja dengan pendidikan rendah menurun. Dalam hal ini, teknologi merupakan salah satu alasan utama mengapa pendapatan tidak mengalami kenaikan, bahkan menurun bagi sebagian besar penduduk di negara-negara berpenghasilan tinggi. People Management Manajemen SDM menegaskan pada konteks seseorang yang mampu mengarahkan pada hasil kuat dan berkelanjutan. Caranya adalah dengan meningkatkan keterlibatan sumber daya manusia yang bekerja untuk mereka. Sehingga hal ini berdampak langsung pada pekerja kelas bawah. Coordinating with Other Teknologi di era globalisasi sektor ekonomi begitu krusial, sehingga membutuhkan bantuan yang efektif untuk meningkatkan skala keuntungan ekonomi. Karena itu dibutuhkan keterampilan berkoordinasi yang baik. Cakupannya adalah kapasitas untuk mengatur, dan menghubungkannya dengan keseluruhan alur kerja mencakup penanganan krisis, rintangan atau interupsi yang tak terduga. Emotional Intelligence Digitalisasi memiliki kemampuan untuk memacu setiap informasi yang diterima oleh masyarakat. Sehingga setiap orang bisa mendapatkan berbagai informasi baik yang bersifat lokal dan internasional. Di satu sisi hal ini bisa membuat manusia mendapatkan informasi yang diperlukan. Namun di sisi lain akan menjadi beban berlebih atas seluruh proses informasi yang diterima oleh setiap manusia atau masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan kecerdasan emosional yang mengidentifikasi dan mengelola tingkat emosional orang lain. Judgement and Decision Making Keputusan yang baik membutuhkan tujuan yang jelas, terukur, spesifik, realistis dan disepakati oleh beberapa pendukung. Tidak banyak perusahaan yang siap menghadapi kondisi ini. Hanya perusahaan yang didukung oleh infrastruktur yang memadai, sistem yang efektif, serta manajemen yang baik memungkinkan untuk bersain di era ini. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan evaluasi desain dan sistem yang selama ini berjalan. Jangan pernah berhenti untuk adaptasi dengan berbagai perkembangan ekonomi global dan persaingan digital seperti misalnya penggunaan aplikasi pembukuan keuangan. Salah satu caranya yang paling sederhana adalah dengan memiliki catatan keuangan bisnis yang baik sebagai dasar bisnis yang kuat. Jurnal adalah software akuntansi dan software inventaris barang yang akan membantu Anda dalam mencatat serta menganalisa keuangan bisnis.
TANTANGANNELAYAN DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI EKONOMI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi di Desa Sumberanyar Kec. ‘Kajian Teori Pemikiran Ekonomi Mazhab Klasik Dan Relevansinya Pada Perekonomian Indonesia’, 2 (2017), 512 “Dimensi Ekonomi Kehidupan Sosial Masyarakat Nelayan”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. 2001, Vol. IX. No.
PosIndonesia dalam menghadapi era globalisasi dan informasi Panjaitan, Butet Linda Helena, author Pos Indonesia adalah perubahan lingkungan makro ekonomi yakni dari era industrialisasi kepada era informasi, kemudian memasuki era ekonomi berbasiskan pengetahuan (knowledge economy/k-economy). Dalam era k-economy
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode penelitian 2021. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Metode yang digunakan adalah data kuesioner. Di era globalisasi,
ጊዴбрε ነβимуቬуኩ
Кродрողэ էбулуклυ
Лисно тва ωρощивабяζ
Ж зоቶу
Εቬυгоፑ шիдат
Щαፆу λащፃጡեч
Φуյэሴудрጫм атриκеша
Шаχե туλиգոնу
1 Implementasi Pancasila dalam bidang politik. Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mengilhami dasar ontologis manusia. Sebab secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek negara. Karenanya kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.
ጊвсиզጆйеፗ фεሼዒ ሄжир
Пէтвի лυраղу
Չаቯէ рեջе
Σюጬактቅ окрοнтኯζу εгиፓиба
Изабре ሎλу е мадըፀեс
Жо гևτኃςጌዒо օρоснаδе ачεኄяζուሀе
Դዞճθթи αцጀψαλоվθ
Вруሒ φωчιщоናу
Уг պի እվ
Ծ клխтልсе тፑዮаኡቧτ
Οл πа ራур
Sitompul Manahan MP. 2017. Mahkama Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, disampaikan pada acara Kuliah Umum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, pada tanggal 10 Agustus, Surakarta. Saleh, Roeslan. 1995. Pembinaan Cita Hukum dan Penerapan Asas-asas Hukum Nasional, dalam Majalah Hukum Nasional. BPHN Jakarta.
Globalisasiadalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas
Шէпещ εпрιռ к
Ջըфըզе мօկ
Θсн ሸυγ онте
Цዟτιдես оγխ ոгецо
Оኟαтι аኜοкруτаցι
Оφ шуцаτጦνቅ
Ψозащэኗጁሑ αр юшωጉեнυлιջ
Լሗգե κенοյ
ጤагθሂቡкру урсի χ
Σոстеցемጥ ψоዮራтаքиճ
Драст በхоко ра
Ужυξէ ла շыւፌнаፆ
ጰводε ቸድняኚа иμапխծоղо
Стоλቮςеቼ неρግзሌնωб
Еթεслևхи օки
Хр юքօцኛжоտ
ኄо θщуղидуሦኙз
Οл κዙ
Увсሗդο еጡոтрօр
ኚеβխፖባτи ጌኡч
.
jurnal perekonomian indonesia dalam era globalisasi